Thursday, 2 May 2024
HomeBeritaStop Bullying! Berikut Pengertian, Jenis hingga Cara Mengatasinya

Stop Bullying! Berikut Pengertian, Jenis hingga Cara Mengatasinya

Bogordaily.net dapat dilakukan oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Berikut pengertian, jenis hingga cara mengatasi .

merupakan dari kata bull dari bahasa inggris yang artinya banteng. Secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Sedangkan enurut terminology menurut definisi menurut ken rigby dalam astuti (2008 ; 3,
dalam ariesto, 2009) adalah “sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan kedalam , menyebabkan seseorang menderita. ini dilakukan secara langsung oleh
seseorang atau sekelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang dan dilakukan dengan perasaan senang.”

adalah bentuk-bentuk perilaku kekerasan dimana terjadi pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih “lemah” oleh seseorang atau sekelompok orang, dan ia atau mereka mempersepsikan dirinya
memiliki power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya.

Korban juga mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan selalu merasa teranca, oleh bully. (jurnal pengalaman intervensi dari beberapa kasus , djuwita
,2005 ; 8, dalam ariesto 2009).

Namun kata tersebut dirasa belum tepat untuk mendefinisikan kata bullying itu sendiri sehingga terdapat beberapa ahli membahas
bullying :

• Menurut American Psychatric Association (APA) bahwa bullying adalah perilaku agressif yang dikarakteristikan dengan tiga kondisi yaitu :

a). Perilaku negative yang bertujuan untuk merusak atau membahayakan.

b.) perilaku yang diulang selama jangka waktu tertentu.

c) adanya ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan dari pihak-pihak yang terlibat. Beberapa kondisi tersebut lebih mengacu pada yang dapat menjadikan korban trauma, cemas dan sikap-sikap yang membuat tidak
nyaman.

• Menurut Olweus (1997) bullying adalah perilaku negatif yang mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman/terluka dan biasanya terjadi berulangulang yang ditandai dengan adanya ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan korban.

• Menurut sejiwa (2008), bullying ialah sebuah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuatan/kekuasaan fisik maupun mental yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok, dan dalam situasi ini korban tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya.

• Menurut rigby (1994), bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti yang diperlihatkan kedalam secara langsung oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan secara senang bertujuan untuk membuat korban menderita.

• Menurut black dan jackson (2007), bullying merupakan perilaku agresif tipe proaktif yang didalamnya terdapat aspek kesengajaan untuk mendominasi, menyakiti atau menyingkirkan, adanya kdtidakseimbangan kekuatan baik secara fisik, usia, kemampuan kognitif, keterampilan, maupun status sosial, serta dilakukan secara berulang-ulang oleh satu atau beberapa anak terhadap lain.

Jenis – jenis bullying:

Perlu diketahui, tidak semua pelaku bully itu sama. Masing – masing memiliki gaya yang berbeda dan menggunakan takti yang berbeda untuk mengintimidasi dan mengendalikan korbannya. Beberapa pelaku mungkin akan menggertak sangat licik tentang bagaimana meraka menyerang target mereka, sementara
yang lain benar-benar jahat.

Adapun beberapa jenis – jenis bullying yang biasa menimpa anak – anak, yakni :

1. Penindasan verbal
Anak – anak yang ditindas lewat kata – kata biasanya diberi julukan yang negatif, misalnya “si bodoh”, “si gendut”, “si jelek”, dan sebagainya. Biasanya, pengganggu verbal akan menggunakan penghinaan tanpa henti untuk meremehkan, merendahkan, dan menyakiti orang lain.

Penindas verbal juga biasanya menargetkan anak – anak berkebutuhan khusus. Bullying verbal juga sering kali sangat sulit untuk diidentifikasi karena serangan hampir selalu terjadi ketika orang dewasa tidak ada. Banyak orang dewasa merasa bahwa hal – hal yang dikatakan anak–anak tidak memengaruhi orang lain secara signifikan. Akibatnya, mereka biasanya menyuruh korban bullying untuk “mengabaikannya” padahal, bullying verbal harus di tanggapi
dengan serius. Karena jenis korban bullying verbal biasanya tidak percaya diri, mudah tersinggung, dan menarik diri dari pergaulan.

2. Penindasan Fisik

Bullying fisik terjadi ketika anak – anak menggunakan tindakan fisik untuk mendapatkan kekuatan dan kendali atas target mereka. Jenis bullying ini dampaknya sangat terlihat. Contoh intimidasi fisik termasuk menendang, memukul, meninju, menampar,
mendorong, dan serangan fisik lainnya.

Anak mungkin mengalami memar atau luka dengan alasan yang tidak jelas seperti jatuh dari tangga. Namun, kadang bekas-bekas serangan si pelaku tidak tampak. Maka perhatikanlah tanda – tanda lain seperti anak tidak mau pakai baju yang agak terbuka atau ketika menyentuh bagian badan anak tertentu, anak meringis
kesakitan atau mengaduh.

3. Pengucilan atau Bullying Relasional

Pengganggu relasional atau pelaku bullying jenis ini sering mengucilkan orang lain dari suatu kelompok, menyebarkan desas – desus, memanipulasi situasi, dan menghancurkan kepercayaan. Meskipun tidak diejek – ejek secara langsung atau disakiti secara fisik, pengucilan masuk dalam jenis bullying.

Tujuan dari pelaku pengucilan adalah untuk meningkatkan status sosial mereka sendiri dengan mengendalikan atau menindas orang lain. Anak yang dikucilkan juga cenderung tidak percaya diri dan mudah tersinggung.

4. Cyberbullying

Penindasan pada anak juga bisa terjadi di dunia maya. Penindasan ini di kenal dengan istilah cyberbullying. Pelaku cyberbullying sering mengatakan hal – hal yang tidaj berani mereka katakan
secara langsung.

Misalnya ketika akun media sosial anak dibanjiri komentar negatif yang menyakitkan atau data pribadi seperti foto dan video di sebar tanpa seizin anak. Teknologi membuat mereka merasa anonim, terisolasi, dan terlepas dari situasi. Hingga tak heran, pelakunya mungkin menggunakan nama samaran sehingga tindakannya sangat keterlaluan karena pengganggu dapat melecehkan target
mereka dengan resiko tertangkap yang jauh lebih kecil.

Hal ini karena penindas dapat mendatangi mereka kapan saja dan dimana saja melalui internet. Bila anak sering menghabiskan waktu didunia maya tapi tampak selalu resah atau sedih, maka kita perlu berhati – hati dan bicarakan baik – baik dengan anak. Barang kali mereka menjadi korban cyberbullying .

5. Penindasan seksual

Jenis penindasan yang satu ini sering dialami oleh anak perempuan dari pada anak laki – laki. Biasanya si korban menerima ejekan atau julukan yang bernada seksual atau melecehkan. Misalnya, tubuh anak sudah lebih dewasa dari anak perempuan seusianya. Termasuk juga pemanggilan nama secara seksual, komentar kasar, gerakan vulgar, sentuhan tanpa diundang, proposisi seksual, dan materi pornografi.

Penindasan seksual ini terdiri dari tindakan berulang, berbahaya, dan memalukan yang menargetkan seseorang secara seksual.
Sexting juga dapat menyebabkan intimidasi dan penindasan seksual. Jadi, waspadai jenis bullying ini karena jika tidak ditanggapi secara serius, bullyingbisa berujung pada kekerasan seksual. Biasa nya korban bullying secara seksual
akan menutup diri.

Ciri ciri ini didukung oleh fakta dari harvard graduate school of education pada tahun 2017 yang menunjukan bahwa salah satu masalah terbesar dengan intimidasi dan pelecehan seksual adalah kenyataan bahwa remaja yang menjadi korban sering
menyimpannya untuk diri mereka sendiri. Korban juga mungkin menolak memakai pakaian terbuka, takut menghadapi lawan
jenis, dan merasa tidak percaya diri.

Cara mengatasi nya:

Bullying bisa diatasi dengan mencegah sejak dini seperti ketika masih anak – anak, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berikut beberapa cara mengatasi bullying :
Masa anak – anak
1. Beri pengetahuan dan cara untuk mampu melawan tindakan bullying
2. Beri contoh cara seperti mendukung, mendamaikan, dan melaporkan pada orang dewasa untuk membantu korban bullying.

Keluarga
1. Tanamkan rasa kasih sayang dan nilai keagamaan pada anak – anak
2. Beri perhatian dan interaksi pada anak – anak untuk memberikan kemapuan berani dan tegas
3. Bantu anak untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi, percaya diri, dan tegas.
4. Mengajarkan rasa peduli dan etika pada sesama
5. Mendampingi anak untuk melihat informasi di media sosial atau televisi.

Mengatasi bullying di sekolah
1. Pendidik membuat program pencegahan anti bullying dan hukuman bagi pelaku yang melakukan tindakan tersebut
2. Membangun diskusi dan ceramah tentang mengatasi penindasan
3. Memberi bantuan dan dukungan pada korban bullying.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here