Wednesday, 15 May 2024
HomeNasionalMengenang 18 Tahun Tsunami Aceh, Bencana Alam Terbesar di Indonesia

Mengenang 18 Tahun Tsunami Aceh, Bencana Alam Terbesar di Indonesia

Bogordaily.net mendalam menyelimuti warga Aceh,  tepatnya 18 tahun lalu meluluh lantahkan daratan Serambi Mekkah. Tepat di hari Minggu, 26 Desember 2004, bumi berkekuatan 9,3 Skala Rithcer (SR) mengguncang  Aceh.

Untuk mengenang para korban Pemerintah Provinsi Aceh akan memusatkan acara peringatan 18 tahun di Kuburan Massal Siron, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.

Dikutip dari berbagai sumber, bumi Aceh 2004 terjadi pada pukul 07:58:53 WIB hari Minggu, 26 Desember 2004 episentrumnya terletak di lepas pantai barat Sumatra, Indonesia.

“Hari ini, 18 tahun yang lalu, peristiwa dan tsunami yang begitu dahsyat melanda Aceh. Mari jadikan peringatan sebagai pelajaran hingga Aceh bisa bangkit lebih kuat dengan budaya sadar (mitigasi) bencana,” tulisan akun Twitter@Dishub_aceh.

Oleh sejumlah ahli, bumi digadang-gadang sebagai terbesar ke-5 yang pernah ada sepanjang sejarah.

bumi itu menjadi gempa paling hebat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Ahli menyebut, gempa di Aceh menjadi gempa terbesar ke-5 yang pernah ada dalam sejarah.

Gempa itu menewaskan sebagian korban meski gelombang tsunami belum menyapu dataran. Gempa bumi tersebut juga memicu gelombang tsunami dengan ketinggian lebih dari 30 meter.

Guncangan besar ini terjadi selama 10 menit yang berpusat di Samudra Hindia tepatnya di antara Pulau Simeulue dan Sumatera pada kedalaman sekitar 10 kilometer di dasar laut.

Gempa megathrust yang berpusat di bawah laut ini terjadi ketika lempeng Hindia terdorong ke bawah oleh lempeng Burma hingga menimbulkan serangkaian tsunami mematikan di sepanjang daratan dimana berbatasan dengan Samudera Hindia.

Tsunami menyapu bersih sebagian wilayah Aceh. Bencana alam ini menjadi peristiwa bencana alam terbesar dalam sejarah abad 21.

Gelombang tsunami datang dengan kecepatan mencapai 100 meter per detik, atau 360 kilometer per jam. Ratusan ribu nyawa melayang. Rumah, bangunan, binatang ternak, rumah ibadah, semuanya hancur usai diterjang gelombang dahsyat itu. Bahkan, gelombang itu mampu menyeret kapal hingga ke daratan.

Banyaknya korban ini disebabkan banyaknya masyarakat yang berkumpul di pantai usai gempa. Pasalnya, saat itu ada fenomena unik air laut yang surut pascagempa.

Hal inilah yang membuat sebagian masyarakat di daratan Aceh antusias pergi ke pantai mengumpulkan ikan yang tergeletak. Ketika air tsunami surut, mayat-mayat tergeletak di antara puing-puing bangunan. Ada sekitar 170.000 warga tewas akibat bencana alam tersebut.

Masyarakat internasional secara keseluruhan menyumbangkan lebih dari US$14 miliar pada saat itu (2004) dalam bentuk bantuan kemanusiaan.Peristiwa ini dikenal di kalangan peneliti sebagai Gempa bumi Sumatra–Andaman.(*)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here