Sunday, 5 May 2024
HomeBeritaIndonesia akan Kembali Alami Hari Tanpa Bayangan di 2023, Ini Tanggalnya

Indonesia akan Kembali Alami Hari Tanpa Bayangan di 2023, Ini Tanggalnya

Bogordaily.net diperkirakan akan mengalami hari tanpa bayangan yang disebut juga kulminasi utama sebanyak dua kali pada tahun . Hal tersebut disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

BMKG mengungkapkan kulminasi atau transit atau istiwa' adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.

Terjadinya deklanasi menunjukkan bahwa posisi matahari sama dengan lintang pengamat. Ketika hal tersebut terjadi, artinya posisi matahari berada tepat di atas kepala pengamat atau titik zenit. Bayangan benda tegak bakal terlihat menghilang sekitar 30 detik, baik sebelum maupun sesudah waktu puncak di setiap wilayah.

Pada tahun sebelumnya, Indonesia sudah mengalami hari tanpa bayangan sepanjang 7 September – 21 Oktober 2022. Masyarakat dapat mengamati fenomena ini di berbagai wilayah di Indonesia dengan waktu yang berbeda-beda menurut letak geografis.

Lantas, apa yang akan terjadi ketika Indonesia mengalami hari tanpa bayangan dan bagaimana prosesnya? Pengertian hari tanpa bayangan BMKG menjelaskan, kulminasi utama yang disebut juga transit atau istiwa' adalah fenomena saat Matahari berada tepat di posisi paling tinggi.

Terjadinya deklanasi menunjukkan bahwa posisi Matahari sama dengan lintang pengamat. Ketika hal tersebut terjadi, artinya posisi Matahari berada tepat di atas kepala pengamat atau titik zenit. Bayangan benda tegak bakal terlihat menghilang sekitar 30 detik, baik sebelum maupun sesudah waktu puncak di setiap wilayah.

BMKG menyampaikan, posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 derajat LU – 23,5 derajat LS.

Hal tersebut disebabkan bidang ekuator atau rotasi Bumi tidak berimpit dengan bidang ekliptika atau revolusi Bumi.

BMKG menjelaskan bahwa waktu seperti itu disebut juga sebagai gerak semu Matahari. Pada tahun ini, posisi Matahari berada tepat di khatulistiwa sebanyak dua kali pada waktu yang berbeda-beda.

BMKG menjelaskan bahwa kulminasi utama diperkirakan terjadi ketika deklinasi matahari sama dengan lintang setiap kota. Misalnya, di Jakarta Pusat hari tanpa bayangan diperkirakan terjadi pada 5 Maret pukul 12.04 WIB.

Sementara, kulminasi kedua di wilayah tersebut diperkirakan terjadi pada 9 Oktober pukul 11.40 WIB.

Misalnya di Jakarta Pusat, hari tanpa bayangan diperkirakan terjadi pada 5 Maret pukul 12.04 WIB. Sementara kulminasi kedua di wilayah tersebut diperkirakan terjadi pada 9 Oktober pukul 11.40 WIB. Secara umum, hari tanpa bayangan tahun ini terjadi antara 21 Februari di Baa, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga 5 April di Sabang.

Fenomena yang sama juga berlangsung pada 8 September di Sabang, Aceh sampai 21 Oktober di Baa, NTT.(*)

Copy Editor: Riyaldi

Simak Video Lainnya dan Kunjungi YouTube BogordailyTV

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here