Monday, 6 May 2024
HomeKota BogorPentingnya Inovasi Teknologi Dalam Upaya Konservasi Biodiversitas: Belantara Foundation Pertemukan Akademisi dan...

Pentingnya Inovasi Teknologi Dalam Upaya Konservasi Biodiversitas: Belantara Foundation Pertemukan Akademisi dan Praktisi

Bogordaily.net menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “ untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati” di Auditorium Rektorat , Kota Bogor, Selasa 28 Maret 2023.

Direktur Eksekutif , Dolly Priatna mengatakan tujuan utama kegiatan ini untuk mengidentifikasi kebutuhan yang dibutuhkan guna mendukung pelestarian keanekaragaman hayati (biodiversitas) di Indonesia, agar lebih efektif dan efisien.

“Di kampus, kami terus berupaya mendorong terciptanya kolaborasi antara dosen dengan pihak pengguna, agar luaran-luaran riset dosen dapat langsung diaplikasikan sesuai kebutuhan pengguna” ujar Dolly, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unpak.

“Diskusi yang mempertemukan praktisi konservasi dan akademisi ini menjadi sangat penting dalam membahas kebutuhan lapangan, serta mencari solusi teknologi yang dapat diaplikasikan agar biodiversitas Indonesia tetap lestari” lanjut Dolly.

Berdasarkan laporan komprehensif bertajuk Global Assessment Report on Biodiversity and Ecosystem Services 2019 oleh The Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) memaparkan bahwa saat ini status biodiversitas di bumi semakin mengkhawatirkan.

Para ilmuwan mengungkapkan lebih dari 80 persen biomassa satwa menyusui telah hilang dari bumi disebabkan oleh kerusakan ekosistem yang mengalami kerusakan 100 kali lebih cepat dari yang terjadi selama 10 juta tahun terakhir.

Tanpa sadar, penurunan biomassa yang sangat signifikan ini, menyebabkan dampak dan kerugian yang sangat besar untuk seluruh biodiversitas di bumi.

Indonesia merupakan rumah bagi 10 persen tumbuhan berbunga, 15 persen serangga, 25 persen ikan, 16 persen amfibia, 17 persen burung, dan 12 persen mamalia dari seluruh yang ada di dunia.

Berdasarkan Buku Panduan Identifikasi Jenis Satwa Liar Dilindungi yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI pada 2019 mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki 409 spesies amfibi (urutan ke-5 dunia), 755 spesies reptilia (urutan ke-3 dunia), 1.818 spesies burung (28 persen di antaranya endemik) dan 776 spesies mamalia (36 persen di antaranya endemik).

Dengan adanya sifat endemis tersebut, perlindungan dan konservasi biodiversitas sangat penting dan prioritas dilakukan.

Namun demikian, keberadaan biodiversitas di Indonesia juga tidak luput dari berbagai ancaman yang dapat mengarah pada kepunahan.

Ancaman terbesar, terutama bagi flora dan fauna endemik, disebabkan oleh kehilangan habitat sebagai dampak dari degradasi dan deforestasi atau penggundulan hutan.

Pada saat yang sama, Rektor , Prof. Dr. Didik Notosudjono, M.Sc. menyatakan bahwa dapat berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan efektivitas upaya perlindungan dan konservasi biodiversitas di Indonesia.

“Insan akademik di perguruan tinggi yang salah satu tugasnya melaksanakan penelitian, dituntut untuk menghasilkan sebuah karya riset yang dapat dimanfaatkan oleh para pengguna. Dengan demikian, para dosen dan mahasiswa dapat mengembangkan berbagai riset teknologi yang luarannya dapat langsung dimanfaatkan baik untuk kebutuhan monitoring maupun untuk mendukung upaya perlindungan habitat flora dan fauna, sehingga pelestarian biodiversitas di Indonesia menjadi lebih efektif” pungkas Didik.

Direktur CTSS IPB University, Prof. Dr. Damayanti Buchori mengemukakan bahwa Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences (CTSS) IPB University sebagai pusat studi yang mengembangkan ilmu-ilmu terbaru tentang keberlanjutan juga terus melibatkan peran teknologi dalam pengembangan ilmu tersebut.

Penelitian transdisiplin berusaha untuk memahami masalah dan fenomena yang kompleks yang tidak dapat sepenuhnya mampu dijelaskan oleh satu disiplin atau metodologi.

Hal ini dapat mengarah pada penciptaan teknologi yang lebih inovatif dan berkelanjutan yang memenuhi kebutuhan beragam komunitas dan pemangku kepentingan.

Secara keseluruhan, penerapan pendekatan transdisipliner terhadap teknologi dapat menghasilkan yang lebih kuat, inklusif, dan bertanggung jawab.

Sebagai informasi, kegiatan ini bekerja sama dengan LPPM (Unpak), Prodi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana Unpak, FMIPA Unpak, Scientific for Endangered and Trafficked Species (SCENTS), Yayasan SINTAS Indonesia, Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI), Center for Transdisciplinary and Sustainable Science (CTSS) IPB University dan Forum Harimau Kita.

(Ibnu Galansa)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here