Monday, 29 April 2024
HomeKabupaten BogorThe International Summer Course 2023 Kembali Digelar IKK FEMA IPB University

The International Summer Course 2023 Kembali Digelar IKK FEMA IPB University

Bogordaily.net–  IKK FEMA University kembali menggelar The International Summer Course 2023. Kegiatan berlangsung sejak 3 Agustus 2023 sampai 11 Agustus 2023.

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen kembali menggelar The 7th International Summer Course. Kali ini mengusung tema “Family Resilience and Climate Change: Challenges and Strategies”.

Ketua panitia Risda Rizkillah berharap Program Summer Course ini dapat memperluas networking antar mahasiswa dan dosen di tingkat regional maupun internasional.

Summer Course Online dibagi menjadi dua kegiatan yakni kuliah umum online dan studi mandiri (penugasan).

Melalui kegiatan ini, mahasiswa belajar, membangun keterampilan profesional, dan mengasah kemampuan manajemen. Sekaligus menumbuhkan budaya kolaborasi keilmuan interdisipliner dalam lingkungan multikultural bagi mahasiswa. Baik di dalam maupun di luar negeri.

Siswa diminta untuk mengembangkan keterampilan komunikasi mereka (berbicara di depan umum) dan kemampuan mereka untuk berpikir kreatif, inovatif, responsif, dan analitis (berpikir kritis dan pemecahan masalah).

IKK FEMA IPB

Isu Perubahan Iklim

Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Tin Herawati mengungkapkan saat ini perubahan iklim menjadi isu penting dalam level global. Keluarga sebagai pihak terdampak di berbagai negara.

“Kami berharap dengan adanya summer course ini partisipan dapat mengetahui dengan lebih baik bagaimana strategi-strategi ketahanan keluarga khususnya di berbagai negara dapat diimplementasikan di lingkungan sekitarnya,” ujar Tin Herawati.

Kegiatan ini menghadirkan 10 guest lecturer dari berbagai negara dan lembaga. Di antaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, USA, dan Tanzania. Tahun ini juga menjadi tahun dengan jumlah partisipan terbanyak yaitu 184 pendaftar dari 8 negara di luar Indonesia. Di antaranya Pakistan, Ethiopia, Singapura, Thailand, Uganda, Kyrqyz Republic, Nigeria, Yemen, dan Malaysia.

Asst. Prof. Dr. Casper B Agaton dari Filipina yang juga menjadi pemateri dalam kegiatan ini menuturkan dalam mengatasi perubahan iklim ini, perlu adanya kolaborasi. Dan kegiatan ini menjadi salah satu wadah kolaborasi yang sangat baik karena bisa saling berdiskusi dan berkaca dari program-program yang sudah dilaksanakan di beberapa negara.

Filipina, seperti Indonesia, menurutnya rentan terhadap dampak perubahan dan variabilitas iklim. Resiko seperti angin topan, banjir, kekeringan, gelombang badai, dan kenaikan permukaan air laut bukan menjadi hal asing lagi.

“Tentu di setiap daerah memiliki caranya sendiri dalam mengangani permasalahan ini. Jadi sebagai generasi penerus bangsa saya ingin menantang Anda, apa yang bisa Anda lakukan to the least, the last, and the lost (kepada pihak rentan di masing-masing daerah) dalam menghadapi tantangan perubahan iklim?” ujarnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here