Friday, 22 November 2024
HomePolitikKritik Politik Jelang Pemilihan Presiden 2024

Kritik Politik Jelang Pemilihan Presiden 2024

Bogordaily.net – Dinamika politik jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024 kian menarik seiring dengan partai-partai politik (parpol) yang kian gencar melakukan safari politik.

Gencarnya safari ini dilakukan tidak hanya sekedar untuk memperkuat koalisi yang sudah terbentuk, melainkan menjajaki peluang-peluang koalisi baru untuk mencari komposisi terbaik dan menentukan siapa calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) terbaik yang akan diusung, serta belum menemukan kata sepakat terkait pembagian jatah bagi masing-masing anggota koalisi.

Apa lagi pasca penetapan Ganjar Pranowo sebagai capres oleh PDI Perjuangan, disinyalir akan berimplikasi pada perbubahan peta koalisi ke depannya.

Saat ini misalnya ada 3 poros yang sudah terbentuk yaitu koalisi perubahan yang beranggotakan partai Nasdem, Demokrat dan dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) serta Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang terdiri dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Baca juga : Kalender Jawa Oktober 2023 Lengkap dengan Tanggalan Jawa dan Islam (hijriah)

Dinamika lainnya yang juga tak kalah menarik adalah terkait bursa cawapares yang dinilai akan menjadi salah satu faktor penentu karena diisi oleh figur-figur potensial seperti Sandi Uno, Erik Tohir, Ridwan Kamil, Mahfud MD, Agus Harimurti Yudhoyono, Kofifah, Cak Imin, Airlangga Hartarto.

Kemudian,pertemuan Presiden Jokowi dengan para ketua umum parpol pendukung pemerintah (Golkar, PDIP, PKB, PAN dan PPP) di istana Negara pada Selasa, 3 Mei 2023.

Sementara sebelumnya, ada sindiran Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam acara Rapimnas partai Demokrat yang menuding pemerintahan Jokowi hanya menggunting pita program-program dari pemerintahan sebelumnya (Yahya, 2022)1.

Disusul, pernyataan sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono bahwa ada skenario dan potensi kecurangan yang disengaja akan terjadi di pilpres 2024.

Ada juga saling sindir antara partai Nasdem dan PDI Perjuangan pasca deklarasi Anies Baswedan sebagai capres (CNN Indonesia, 2022)2.

Ada juga konflik di kubu PDI Perjuangan dengan kader potensialnya yaitu Ganjar Pranowo yang kemudian diusung menjadi Capres, serta Presiden Jokowi yang disinyalir beberapa kali mengendorse beberapa figur potensial di beberapa acara yang dinilai cocok menggantikan dan meneruskan programnya.

Partai-partai dinilai sibuk mencari koalisi dan figur tetapi lupa terhadap persoalan substantif yaitu perihal kondisi kekinian bangsa beserta problem-problem sosial, ekonomi, budaya, politik dan hal-hal esensial lainnya.

Hal ini juga menunjukkan kualitas demokrasi kita masih stagnan, karena masih dipandang sebagai perebutan kekuasaan di panggung politik, bukan dimaknai dan dipraktikkan sebagai upaya atau proses menuju sebuah tatanan kehidupan bangsa yang lebih baik, beradab dan sejahtera.

Padahal, saat ini banyak persoalan bangsa yang membutuhkan gagasan baru untuk mengatasinya.

Misalnya, berdasarkan survey Centre for Strategic and International Studies (CSIS), 8-13 Agustus 2022 ditemukan beberapa isu strategis bagi milenial yang mestinya menjadi perhatian yaitu kesejahteraan, lapangan pekerjaan, lingkungan hidup, kesehatan, pemberantasan korupsi, demokrasi dan kebebasan sipil yang tentunya membutuhkan tawaran solutif untuk mengatasinya (Sarnita Sadya, 2022)3.

Bukan tidak mungkin jika hal ini terus dibiarkan polarisasi dan pembelahan seperti pada pemilu sebelumnya kembali terjadi dan perseteruan cebong dan kampret akan kembali terulang.

Dari data yang dihimpun (Rahman, 2022)4 dalam publikasi Drone Emprit misalnya memperlihatkan istilah cebong, kampret, kadal gurun (kadrun) dan buzzerrp menjadi percapakan yang tren di media sosial twitter sejak Juli 2015 hingga April 2022 yaitu mencapai 14 juta lebih percakapan.

Baca juga : Putri Ariani Raih Juara 4 AGT 2023, Banjir Pujian

Adapun calon presiden dan wakil presiden pada tahun 2023 ini terdiri dari 3 calon pasangan Capres dan Cawapres yaitu pasangan Calon Presiden H. Anies Baswedan yang berpasangan dengan Calon Wakil Presiden Drs. H. Abdul Muhaimin Iskandar Pasangan calon lainnya yaitu H. Prabowo Subianto, yang pasangannya belum di deklarasikan dan calon yang terakhir yaitu H. Ganjar Pranowoyang juga belum mengdeklarasikan calon pasangannya.

Calon Presiden Anies Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar diusung oleh 3 partai yakni Nasdem, PKB, dan PKS.

Sedangkan, calon presiden Prabowo Subiakto diusung oleh 3 partai juga yakni Gerindra, Golkar, dan PAN. Dan calon presiden yang terakhir yaitu Ganjar Pranowo diusung oleh 4 partai yakni PDIP, PPP, PSI, dan Hanura.

Pada kontestasi pemilu presiden 2024, sikap santun dan saling menghormati antar politisi diruang digital perlu dibangun untuk menumbuhkan keadaban publik.

Tujuannya untuk mencegah politisi SARA. Selain itu, perlu membangun sinergitas dan komitmen untuk melakukan Pendidikan politik dengan menawarkan ide dan program mengurangi hoaks, kreasikan jargon dan tagar baru yang bernuansa positif serta desain kampanye yang kreatif atau terobosan baru di media social.

Misalnya dengan membuat konten-konten yang menarik untuk menyampaikan ide, program atau visi dan misi membangun Indonesia kedepannya.

Selain itu, perlu mengkreasikan slogan dan tagar baru yang bernuansa positif agar masyarakat dapat memilih berdasarkan pertimbangan rasional bukan karena emosional ataupun kesamaan budaya, agama dan sebagainya. (Robiatul Adawiyah)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here