Saturday, 27 July 2024
HomeEkonomiBerkat Program Pemberdayaan BRI, Klaster Perajin Batu Paras Taro di Bali Makin...

Berkat Program Pemberdayaan BRI, Klaster Perajin Batu Paras Taro di Bali Makin Berkembang 

Bogordaily.net Klaster perajin batu Paras Taro di Bali semakin berkembang berkat program pemberdayaan dari .

Deru mesin grinder dan alat-alat saling bertumbuk sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Banjar Belong, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar Bali.

Mayoritas penduduk di desa tersebut berprofesi sebagai perajin batu paras taro. Para perajin bergabung dalam sebuah kelompok usaha yang dikenal dengan nama Klaster Usaha Paras Taro.

Banjar Belong dikenal sebagai salah satu daerah yang menyimpan potensi besar dalam hal kerajinan paras taro. Di klaster usaha inilah, I Wayan Parnata bertahun-tahun aktif sebagai ketua yang membantu berbagai kebutuhan. Hal tersebut dilakukan demi kemajuan usaha yang banyak dijalankan warga setempat.

Dukungan hadir dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau yang dirasakan sangat membantu kemajuan usaha para anggota dalam memperluas bisnisnya. Dukungan dari berupa akses layanan keuangan, serta pembinaan, hingga bantuan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan para perajin di klaster usaha.

Di atas lahan milik pribadi, keseharian Wayan bergelut dengan mesin grinder dan berbagai peralatan untuk menyelesaikan pesanan pelinggih atau produk kerajinan lainnya dari pelanggan.

“Awal mulanya kami membuat kerajinan pelinggih di Bali itu sekitar tahun 2000-an. Lalu kerajinan ini mulai menjamur di tahun 2010,” kisahnya.

Ia bercerita saat awal menjalankan usaha, kesulitan yang dihadapi adalah dalam pemilihan material.

“Kami mengalami kesulitan karena harus mencocokkan material yang bisa dipakai. Jadi sering mencoba-coba kalau bahannya ini hasilnya seperti apa,” ujarnya.

Lalu sekitar tahun 2010 sudah menemukan material yang cocok yaitu tanah liat hitam yang kualitasnya ternyata lebih baik. Hingga akhirnya memakai bahan tersebut sampai sekarang.

Perajin batu Paras Taro di Bali yang termasuk dalam Klaster Usaha Paras Taro BRI.(Foto: Dok. BRI)
Produk perajin batu Paras Taro di Bali yang termasuk dalam program pemberdayaan .(Foto: Dok. )

Hasilkan Berbagai Produk Kerajinan

Klaster Usaha Paras Taro menghasilkan berbagai produk kerajinan yang kebanyakan berhubungan dengan tempat peribadatan masyarakat Hindu.

Beberapa produk mereka seperti candi, angkul-angkul, tembok, hingga pelinggih. Nilai tambah dari klaster usaha ini adalah produk yang dihasilkan bisa menggunakan berbagai motif sesuai dengan permintaan pembeli.

Pemasarannya tidak hanya sebatas di wilayah Bali. Melainkan sudah sampai Jakarta, Bogor, hingga Lombok.

“Kalau teman-teman ada yang sampai Lampung dan kota di Sumatera lainnya,” imbuh Wayan.

Menurutnya, klaster usahanya dikenal dari mulut ke mulut. Selain itu, banyak juga anggota yang melakukan promosi di media sosial dan memiliki toko online sehingga bisa menjangkau pasar yang lebih luas.

Dukungan untuk Kembangkan Usaha

Klaster Usaha Paras Taro merupakan satu dari sekian banyak kelompok usaha UMKM yang mendapatkan pendampingan dari .

Berawal dari kebutuhan modal, Wayan dan klaster usaha tersebut mendapatkan pendampingan usaha.

“Pendampingan dimulai sekitar tahun 2018. Awalnya itu saya kan terkendala modal usaha untuk memperluas bisnis saya, lalu ada Mantri yang mengajukan usaha saya ke Program Klaster Usaha,” ungkap Wayan.

Bantuan yang diberikan oleh berupa pembinaan serta bantuan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan para perajin di klaster usaha di sana.

Wayan mengakui jika sekarang klaster usahanya sudah jauh lebih berkembang. Jika dulu di awal berdiri hanya 10 orang, kini anggotanya sudah jauh lebih banyak. Bahkan, sekitar 50% warga Banjar Belong menjalankan usaha ini.

Dampaknya diakui Wayan sangat membantu perekonomian warga di Desa Banjar Belong. Sejak 2010, diperkirakan sudah ada peningkatan penghasilan sekitar 75%.

“Kalau perajin itu penghasilannya tidak tetap jumlahnya, tapi bisa rutin dapat setiap bulan. Perajin itu sendiri kan juga musiman. Kalau di Bali ada yang momen yang namanya Purnama Kadasa dan Purnama Kapat, itu biasanya mulai banyak pesanan pelinggih jadi kita bisa mendapatkan penghasilan lebih,” jelasnya.

Menjalankan peran sebagai ketua klaster sejak awal berdiri, Wayan berharap usahanya bisa semakin berkembang.

“Semoga bisa mendapatkan permodalan dengan agunan rendah dari BRI, jadi bisa membantu memperluas usaha,” tutupnya.

Klaster Usaha ‘Klasterkuhidupku' BRI

BRI melalui program Klaster Usaha ‘Klasterkuhidupku' berkomitmen untuk selalu memberikan pendampingan maupun pemberdayaan. Sehingga pelaku UMKM mampu untuk lebih tangguh dan naik kelas.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan tak hanya berupa modal usaha saja. Akan tetapi juga berupa pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya sehingga UMKM dapat terus tumbuh dan semakin tangguh.

“Kisah Para Perajin Batu Paras Taro diharapkan bisa jadi kisah inspiratif yang bisa direplika oleh pelaku usaha lainnya,” ujar Supari.

Supari mengungkapkan program Klaster Usaha ‘Klasterku Hidupku' menjadi wadah bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya.

Melalui berbagai kegiatan pendampingan tersebut, pelaku UMKM bisa mendapatkan kesempatan mengembangkan produknya.

“Kami berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan, edukasi dan membantu pelaku UMKM,” imbuhnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here