Bogordaily.net – Tahu Bumbu, kuliner khas Blitar ini sedang naik daun setelah disantap Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut dua dan diunggah di akun Instagram pribadinya.
Pada Selasa (19/12/2023), ia berbagi momen kelezatan bersama Tahu Bumbu Lawu.
Prabowo tidak hanya berkunjung ke makam Bung Karno, tetapi juga menjelajahi ragam kuliner khas Blitar.
Sebelum tahu bumbu, ia telah mencicipi nasi ampok, hidangan lezat lain yang mendapat tempat di lidahnya.
Tahu Bumbu Lawu, Keunikan Kuliner Blitar
Warung Tahu Bumbu Lawu menjadi pilihan utama Prabowo, terletak di Jl. Lawu, Kauman, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar.
Tahu bumbu khas Blitar ini juga dikenal sebagai tahu lontong, menggoda selera dengan kombinasi nasi dan lontong sebagai pendamping.
Sederhana Namun Lezat
Tahu bumbu ini merupakan harmonisasi sederhana antara tahu setengah matang yang digoreng dan bumbu kecap, disertai sentuhan petis yang menciptakan cita rasa istimewa.
Di atasnya, terhampar tauge segar, kucai yang menyegarkan, dan taburan brambang goreng serta kacang yang memberikan ledakan kenikmatan pada hidangan sederhana ini.
Sebagai pendamping, hidangan ini dilengkapi dengan kerupuk yang renyah dan pilihan lauk seperti puyuh, sate telur, dan aneka gorengan yang menggugah selera.
Tahu Bumbu vs Tahu Tek: Duel Rasa
Meskipun sekilas mirip dengan tahu tek khas Surabaya, tahu bumbu memiliki keunikan tersendiri.
Bedanya terletak pada bumbu kacangnya; tahu tek dengan kacang halus, sementara tahu bumbu mempertahankan kelezatan kacang dan sambal kecap yang tak dihaluskan.
Harga Terjangkau
Terlepas dari cita rasa lezat, harga per porsi tahu bumbu ini sangat terjangkau, dimulai dari Rp7 ribu saja.
Pembeli juga diberi kebebasan untuk menyesuaikan tingkat kepedasan sesuai dengan selera lidah dan perut masing-masing.
Dengan semua keunikan dan kelezatan yang ditawarkan, Tahu Bumbu Lawu menjadi bagian dari perjalanan kuliner bagi Prabowo Subianto.
Pengalaman gastronominya memberikan sentuhan akrab dengan kearifan lokal Blitar, memberikan pesan bahwa keindahan kuliner tidak hanya melibatkan indera perasa, tetapi juga sebuah perjalanan menyelami budaya melalui cita rasa yang disajikan di atas meja makan.***