Saturday, 27 April 2024
HomeEkonomiKlaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI yang Dorong Perekonomian...

Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI yang Dorong Perekonomian Nelayan Pesisir Sulawesi Selatan

Bogordaily.net Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo merupakan UMKM Binaan yang berhasil mendorong perekonomian nelayan di pesisir Sulawesi Selatan.

Pantai dengan air laut jernih langsung terlihat dari halaman rumah sejauh mata memandang.

Pemandangan seperti ini menjadi hal yang terlihat sehari-hari oleh masyarakat Kampung Lasepang, Kecamatan Lamalaka, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Atau yang juga dikenal sebagai Kampung Pogo.

Sebagai wilayah yang berada di dekat pantai, aktivitas ekonomi masyarakatnya tentu saja yang berhubungan dengan laut.

Selain menjadi nelayan, ada juga masyarakat yang beraktivitas sebagai pembudidaya rumput laut. Hal ini juga yang ditekuni oleh Sudirman yang telah aktif berkecimpung dalam kegiatan budidaya rumput laut sejak 2003. Dan kini ia menjadi Ketua Klaster Usaha Rumput Laut di wilayah Kampung Pogo.

Berbagai suka duka dialami oleh Sudirman selama menjalankan usaha budidaya rumput laut tersebut. Kini para anggota klaster semakin produktif berkat bantuan dari program KlasterkuHidupku dari .

“Awalnya ada beberapa orang di sini yang membudidaya rumput laut dan terlihat berhasil. Dari situ akhirnya saya mulai tertarik juga untuk ikut serta menjalankan usaha yang sama. Jadi saat itu saya ikut pergi melihat mereka bekerja, bagaimana cara memasang jangkar, memasang tali besar, tali kecil, sampai bikin bentangan. Di situ saya belajar hingga akhirnya bisa bikin sendiri,” ujar Sudirman.

Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo UMKM Binaan

Sementara itu, Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo ini baru berdiri sekitar tahun 2019.

Sudirman bercerita saat itu mendapatkan masukan dari penyuluh Dinas Perikanan yang datang ke kampungnya.

“Pada saat itu tahun 2019 ada penyuluh dari Dinas Perikanan yang bertanya apa saya punya kelompok. Tapi saat itu saya bilang saya tidak punya. Lalu mereka menyarankan untuk bikin kelompok dan saya dibantu,” jelasnya.

“Di sini sendiri kan memang masyarakatnya ada yang nelayan dan ada yang budidaya rumput laut, jadi dari Dinas Perikanan yang mencari dan akhirnya kelompok usaha ini terbentuk,” lanjut Sudirman.

Sudah ada 10 anggota klaster usaha yang tergabung dan saling membantu dalam menjalankan operasional budidaya rumput laut sehari-hari.

“Misal kalau ada yang butuh alat, kalau mau budidaya rumput laut ini kan harus punya perahu. Kalau belum punya, kita bisa saling pinjam ke kelompok yang lain,” imbuhnya.

Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo yang merupakan UMKM Binaan . (Foto: Dok. )

Untuk produk rumput laut yang dihasilkan dijual dalam kondisi sudah dikeringkan. Pembelinya biasanya akan datang langsung ke lokasi untuk melakukan tawar-menawar langsung dengan pemilik. Jika harganya cocok, maka akan dijual.

Untuk penghasilan setiap bulannya kata Sudirman tergantung dengan cuaca. Jika cuaca bagus dan normal, dalam 100 bentangan itu bisa mencapai 400 kg.

Akan tetapi kalau cuaca mulai panas, kondisi rumput laut menjadi agak kuning dan berarti pertumbuhannya agak lambat.

“Kalau banjir, dia juga rusak. Jadi tantangan usaha ini semuanya tergantung cuaca. Kalau harga jualnya sendiri rata-rata Rp16 ribu per kilogram, tapi harganya sendiri naik turun,” cerita Sudirman.

Semakin Produktif Berkat Bantuan

Usaha budidaya rumput laut yang dijalankan Sudirman ini bukan berarti berjalan tanpa modal.

Ia mengaku banyak perlengkapan yang harus dimiliki oleh pembudidaya, seperti kapal, tali bentang, tali kecil, jangkar, dan masih banyak lagi.

Untungnya selama menjalankan usaha ini, ia mendapatkan bantuan modal dari berupa pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Sudirman mengaku sudah mendapatkan KUR sebesar Rp50 juta dan semuanya dimanfaatkan untuk menambah modal memajukan usaha budidaya rumput laut tersebut.

Selain itu, Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo ini juga mendapatkan bantuan dari program KlasterkuHidupku yang diinisiasi oleh .

“Bantuan yang didapat itu alat-alat yang dibutuhkan anggota. Jadi ada tali bentangan nomor 4, tali paus no 1, 2 unit timbangan 150kg,” lanjutnya.

Bantuan yang didapat dari program KlasterkuHidupku diakuinya sangat membantu produktivitas para anggota yang tergabung dalam Klaster Usaha Rumput Laut.

“Alhamdulillah memudahkan, terima kasih banyak atas bantuannya , sekarang kami bisa semakin produktif lagi dalam melakukan budidaya rumput laut cottonik. Harapan ke depannya semoga kerja sama ini bisa terus berlangsung dan semoga usaha kami semakin dilancarkan ke depannya,” kata Sudirman.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari menambahkan melalui Program Kalsterkuhidupku BRI berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu para pelaku usaha. Yang mana tidak hanya berupa modal usaha saja tetapi juga berupa pelatihan-pelatihan usaha dan program-program pemberdayaan lainnya.

“Kami juga mendorong produktivitas kelompok usaha dengan memberikan bantuan  peralatan usaha atau sarana prasarana pendukung. Semoga, bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya,” ujar Supari.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here