Sunday, 16 June 2024
HomeNasionalMenKopUKM: Kembangkan Usaha Mikro dari Mental Survival Menuju Enterpreneur

MenKopUKM: Kembangkan Usaha Mikro dari Mental Survival Menuju Enterpreneur

Bogordaily.net – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya mengubah pola pikir pelaku dari sekadar survival (bertahan hidup), menjadi bermental kuat enterpreneur yang ingin terus maju dan berkembang.

“Problemnya itu ada di pola pikir yang merasa sudah cukup. Karena, awal berbisnisnya hanya untuk menghidupi keluarga,” kata MenKopUKM, Teten Masduki, pada acara Meet Up Forum Pendampingan Mandiri di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu 22 Mei 2024.

Menteri Teten mengakui, ada masalah yang menjadi kendala pelaku untuk tumbuh. Yaitu, sulit mengakses pasar, bahan baku, hingga akses ke teknologi.

“Oleh karena itu, program pendampingan seperti ini dari hulu hingga hilir harus terus dilanjutkan dan diperkuat,” ucap MenKopUKM.

Sebab, Menteri Teten melihat banyak peluang dan kesempatan bagi pelaku untuk berkembang. Dicontohkannya di Jepang yang sukses membangun produk oleh-oleh khas Negeri Sakura dengan kemasan super cantik.

“Peluang produk itu adanya di toko oleh-oleh. Maka, kemasan produk harus berkonsep gift atau kado, seperti yang dilakukan di Jepang,” ucap MenKopUKM.

Oleh karena itu, menurut Menteri Teten, program seperti ini harus dilanjutkan dengan memadukan dan memperkaya pola atau strategi yang terintegrasi ke depan.

“Ke depankan kolaborasi dan sinergi dengan stakeholder dan komunitas kreatif UMKM untuk mendukung kesuksesan program. Seperti agenda kerja sama yang akan dirilis bersama ITB dan UGM. Program inkubasi seperti ini sudah tepat,” kata Menteri Teten.

MenKopUKM berharap ke depan dengan UMKM berbasis kewirausahaan, akan tumbuh ekonomi baru di subsektor UMKM, tidak hanya kuliner, fesyen, ataupun kriya. Namun juga UMKM di bidang jasa dan digital (games, aplikasi, film, musik, dan fotografi).

Sementara itu, Deputi Bidang KemenKopUKM Yulius menjelaskan, program Pendampingan Mandiri ini bertujuan untuk memberikan akses dan ruang bagi pelaku usaha mikro dalam meningkatkan skill, serta kemampuan entrepreneurial dan manajerialnya.

Tak hanya itu, termasuk akses untuk sertifikasi produk (Sertifikasi Halal, SPP-PIRT, dan HKI) hingga akses perbankan maupun lembaga keuangan lainnya.

Kedua, menyediakan media showcase produk unggulan dan jejaring pasar bagi peserta.

“Dan ketiga, meningkatkan komitmen dan sinergi berbagai pihak dalam program pendampingan berkelanjutan bagi pelaku usaha mikro,” kata Yulius.

Tahun ini, kata Yulius, pihaknya akan menggandeng dua perguruan tinggi untuk melanjutkan program tersebut, yaitu dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gajah Mada (UGM).

“Kami berharap ekosistem pendampingan usaha mikro semakin kuat dan berkembang untuk menumbuhkan ekonomi baru dan juga eksisting usaha mikro yang naik kelas, mandiri, juga berkelanjutan,” kata Yulius.

Terkait capaian program ini pada 2023, menunjukkan bahwa 36 persen peserta program naik omzetnya, 28 persen mengalami kenaikan aset, dan 23 persen bertambah tenaga kerjanya.

“Selain itu, program ini juga menghubungkan peserta dengan akses pemasaran ke agregator, seperti Evermos, Transmart, Yomart, Krisna, dan Hamzah Batik,” ucap Yulius.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here