Tuesday, 15 April 2025
HomeBeritaGilang Ayuningtyas: Menyemai Ilmu, Merawat Gizi dari Peternakan

Gilang Ayuningtyas: Menyemai Ilmu, Merawat Gizi dari Peternakan

Bogordaily.net – Di tengah hiruk-pikuk perdebatan swasembada pangan, di antara upaya menciptakan sistem pertanian dan peternakan yang berkelanjutan, ada sosok yang diam-diam konsisten menyuarakan pentingnya pangan hewani berkualitas untuk masyarakat Indonesia. Namanya Gilang Ayuningtyas — dosen Program Studi Teknologi dan Manajemen Ternak, Sekolah Vokasi IPB.

Sejak kecil, Bu Gilang, sudah akrab dengan dunia pertanian dan peternakan. Tumbuh di lingkungan keluarga yang berasal dari Tasikmalaya, ia dikelilingi oleh kebun teh, sawah padi, dan tegakan pohon jati serta akasia milik sang kakek. Di halaman rumah, ayam kampung dan domba menjadi pemandangan sehari-hari. Dunia pertanian dan peternakan bukan hal asing baginya — ia hidup di dalamnya.

Namun ketertarikan Bu Gilang tak berhenti pada aktivitas bertani dan beternak semata. Ia penasaran dengan hal yang lebih dalam: bagaimana sebenarnya gizi dari pangan hewani terbentuk? Apa yang membuat daging, telur, susu, dan produk turunannya menjadi sumber nutrisi penting bagi manusia?

Ketika waktunya memilih jurusan kuliah tiba, ia sempat mempertimbangkan jurusan gizi. Namun setelah menggali lebih jauh, ternyata bidang yang membahas proses produksi dan kualitas pangan hewani justru ada di Fakultas Peternakan IPB. Di sanalah ia menempuh pendidikan, menyelami lebih dalam proses budidaya ternak untuk menghasilkan produk daging, telur, dan susu dari hulu ke hilir.

Lulus dari Fapet IPB, Bu Gilang punya ambisi untuk terjun ke industri pangan besar. Namun rencana berubah ketika orang tuanya menyarankan pilihan lain — menjadi pengajar. Saran yang awalnya terdengar jauh dari mimpi masa mudanya, perlahan menemukan maknanya sendiri.

“Awalnya saya tidak percaya diri, karena kuliah pun sambil bekerja — jadi tutor bimbel untuk mencukupi kebutuhan. Rasanya sulit membayangkan jadi dosen, apalagi lanjut S2,” kenangnya. Namun pintu kesempatan terbuka saat Sekolah Vokasi IPB membuka lowongan dosen. Ia diterima, dan bersamaan dengan itu, mendapatkan beasiswa S2. Langkah yang semula terasa berat, justru menjadi titik balik karier akademiknya.

Kini, Bu Gilang dikenal sebagai salah satu dosen muda yang aktif dalam penelitian dan pengembangan bidang peternakan, khususnya di bidang perunggasan dan pengolahan pangan hewani. Salah satu risetnya yang cukup menonjol adalah tentang inovasi pengawet alami pada produk bakso sapi — sebagai alternatif pengawet kimia, bahkan bahan pengawet yang sebetulnya bukan untuk pangan seperti boraks dan formalin. Penelitian ini menjadi bagian dari upaya besar untuk meningkatkan keamanan pangan yang sehat dan layak konsumsi.

Tak hanya di laboratorium, kiprah Bu Gilang juga melintasi batas negara. Ia turut serta dalam proyek revitalisasi pendidikan vokasi bekerja sama dengan Belanda, yang bertujuan untuk memperkuat keterampilan siswa SMK peternakan dan pertanian. Menurutnya, negara-negara Eropa memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan vokasi — sebuah semangat yang ingin ia tularkan di Indonesia.

Gilang Ayuningtyas, juga terlibat dalam pengembangan pakan ayam lokal berbasis maggot, proyek yang tak hanya inovatif secara teknis, tetapi juga berhasil membawanya bersama tim meraih penghargaan sebagai “Second Winner Best Inovasi” di Kabupaten Bogor.

Meski banyak tantangan menghadang — mulai dari belum tercapainya swasembada pangan nasional (khususnya daging dan susu) hingga rendahnya konsumsi protein hewani di masyarakat — Bu Gilang tetap optimis. Ia percaya bahwa peternakan masa depan harus dibangun dengan prinsip berkelanjutan.

“Produksi protein hewani yang berkualitas bisa mencerdaskan bangsa. Tapi semua itu harus dilakukan dengan wawasan lingkungan, agar keberlanjutannya terjaga,” tuturnya.

Dengan semangat dan dedikasi yang tumbuh dari akar pengalaman masa kecilnya, Bu Gilang Ayuningtyas terus menyemai ilmu, tidak hanya untuk mahasiswanya, tetapi juga untuk masa depan pangan Indonesia.***

Rifa Diaz Maulana Kosasih, Program Studi Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here