Bogordaily.net – Warung Madura viral. Tiga kata ini tiba-tiba melesat. Bukan karena harganya murah. Bukan pula karena bukanya 24 jam. Tapi karena baju kuning. Dan VC.
Ya, “warung Madura viral” jadi kata kunci yang ramai dicari. Bahkan mengalahkan topik-topik serius. Apa sebenarnya yang sedang terjadi?
Adalah akun TikTok @Rhido yang pertama kali menyebarkan video seorang wanita berbaju kuning yang berada di sebuah warung—warung yang diduga milik orang Madura.
Tak ada narasi yang jelas. Tapi video itu menyebar. Cepat. Seperti angin musim kemarau yang membawa debu.
Komentarnya? Pedas. Penuh praduga.
“Dimana yah kalau suaminya tahu atau keluarganya,” tulis salah satu netizen.
“Jangan saling merendahkan, ingat aib kita juga,” tambah yang lain.
Mereka bereaksi. Mereka penasaran. Dan itulah bahan bakar utama viral di zaman ini.
Sementara itu, akun TikTok @Twizz muncul dengan topik lain: warung Madura versi VC. Kata “VC” bukan singkatan dari video call biasa. Tapi mengarah pada konten yang lebih privat.
Dulu warung Madura dikenal karena jasa buka 24 jam, lengkap, dan selalu ada. Kini dikenal karena video. Karena persepsi. Karena sensasi.
Mengapa Viral?
Pertama, karena banyak yang membahas. Itulah hukum internet hari ini: dibicarakan, maka viral.
Kedua, karena banyak yang penasaran. Penasaran membuat orang mencari. Dan ketika sudah banyak yang mencari, mesin pencari pun ikut mengangkatnya. Maka jadilah: warung Madura viral.
Mereka mencari link. Mereka cari potongan video. Padahal, kadang tak tahu apa yang dicari.
Isi Videonya?
Kabar yang beredar, kedua video itu memuat hal-hal yang bisa menimbulkan perdebatan, bahkan konflik sosial. Maka bijaklah. Jangan sebarkan.
Jangan tonton. Jangan klik link sembarangan yang mengatasnamakan warung Madura baju kuning atau versi VC.
Banyak di antara link itu yang menyimpan bahaya. Virus. Penipuan. Pencurian data.
Dan semua itu lebih nyata bahayanya daripada sekadar gosip viral.
Warung Madura viral bukan soal warungnya. Tapi soal bagaimana masyarakat bereaksi terhadap sesuatu yang tidak sepenuhnya jelas.
Media sosial memang arena yang bebas. Tapi bukan berarti tanpa etika. Maka, kita perlu jernih.
Perlu waras. Karena tidak semua yang viral layak disebarkan. Tidak semua yang trending perlu diklik.
Dan siapa tahu, warung Madura akan kembali viral. Tapi karena sambalnya yang enak, atau karena pelayanannya yang cepat. Bukan karena video yang tak perlu ditonton.***