Sunday, 29 September 2024
HomeBeritaSatgas Meminta Masyarakat Waspadai Gelombang Kedua Covid-19

Satgas Meminta Masyarakat Waspadai Gelombang Kedua Covid-19

BOGORDAILY – Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat Indonesia untuk mewaspadai fenomena gelombang kedua pandemi virus corona. Pasalnya, berbagai negara di dunia kini tengah mengalami gelombang kedua atau lonjakan kasus Covid-19.

“Bahwa lonjakan kasus, merefleksikan kenaikan kasus aktif atau orang yang sakit, baik yang tengah menjalani isolasi atau dirawat akibat Covid-19,” jelas Wiku dikutip dari siaran persnya, Jumat (13/11/2020).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kata Wiku, gejala Covid-19 akan muncul atau dapat dirasakan setelah 5 atau 6 hari dari terpapar virus corona. Gejala Covid-19 paling lama dirasakan setelah 14 hari, bahkan terkadang tidak tampak sakit.

Dia menyampaikan ada dua istilah untuk membedakan pasien Covid-19. Pertama, asimtomatik di mana penderita menularkan virus tanpa menunjukkan gejala apapun. Kedua, presimptomatik yang berarti pasien yang masih dalam tahap pengembangan gejala atau berada dalam masa inkubasi.

Wiku juga merujuk pada 3 penelitian yaitu, dari Kronbichler et al pada 506 pasien dari 36 studi (2020), He et al pada 50 pasien dari 114 studi (2020), dan Yu et al pada 79 pasien dari 3 Rumah Sakit di Wuhan China tahun 2020. Ketiga penelitian itu menyatakan bahwa, kebanyakan penderita Covid-19 yang tidak bergejala adalah populasi berusia muda dan berpotensi menularkan orang-orang sekitarnya.

“Hal ini fenomenanya juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil riset itu, apabila seseorang terlihat sehat, bukan berarti mereka terbebas atau tidak berada dalam kondisi sakit,” katanya.

Untuk itu, dia meminta masyarakat untuk terus menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan. Wiku menyebut risiko penularan akan lebih efektif diteken apabila maksimal memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

“Saya himbau masyarakat jangan lengah, karena pandemi masih berlangsung. Dan saya apresiasi seluruh elemen, baik tenaga kesehatan, komunitas, pemerintah dan masyarakat karena kerjasamanya bisa bertahan di mas pandemi Covid-19 sampai sekarang,” tutur Wiku.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here