BOGOR DAILY – Tokoh nasional/ekonom senior Rizal Ramli meyakini bahwa demokrasi yang amanah dan bersih dengan presidential threshold Nol persen, niscaya akan membawa keadilan, kemanusiaan dan kejayaan bagi rakyat Indonesia.
”Ada yang bertanya: Apakah mungkin demokrasi yang amanah dan bersih mampu membawa keadilan, kemakmuran dan kejayaan untuk rakyat Indonesia ? Jawabannya: ya banget,” tegas RR, Menko Ekuin Presiden Gus Dur.
Kuncinya? ”Bersihkan demokrasi Indonesia dari politik uang dan cukongisme, pilih pemimpin yang memiliki karakter, integritas, visi, dan leadership di semua tingkatan,” kata RR, mantan demonstran ITB yang juga anggota keluarga besar Pesantren Tebu Ireng Jombang dan Pesantren Pondok Gontor Ponorogo.
RR menyelesaikan PhD Ekonomi di Boston University As, setelah sebelumnya sempat studi di Sophia University Tokyo Jepang.
“Pak Rizal Ramli ini termasuk didikan Gus Dur. Pak Rizal Ramli apa siap panjenengan maju di Pilpres nanti? Atau justru ada orang yang disimpan dalam sakunya Pak Rizal? Saya kok tidak yakin kalau ada yang disimpan dalam saku itu. Barangkali ini perlu penjelasan supaya kita tidak penasaran,” kata Gus Mujib di aula yayasan di Dusun Areng-Areng, Desa Sambisirih, Kecamatan Wonorejo, Ngabar, Kraton, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (17/2), seperti dikutip RMOL.
Gemuruh tepuk tangan dan tawa menggema di seluruh sudut aula usai Gus Mujib melontarkan pertanyaan tersebut. Asal tahu saja, acara itu dihadiri sekitar 500-an guru dan ustadz.
“Gus Dur bilang, oh Rizal kalau itu susah. Kalau dapat gelar doktor sarjana itu gampang, kalau Gus susah. Nah, kemudian ada pertemuan alumni Pesantren Tebu Ireng Jombang seluruh Indonesia. Syukur alhamdulillah saya dikasih gelar Gus. Cuma waktu itu namanya harus diganti, jadi bukan Gus Ramli tapi Gus Romli,” kata RR.
RR belakangan diberi tahu kenapa namanya diganti. Nama Gus Romli dikaitkan dengan ramalan Jayabaya yaitu Notonegoro.
Dipercaya bahwa pemimpin yang membuat Indonesia makmur dan hebat adalah No merujuk nama Soekarno, To merujuk nama Soeharto, kemudian Ro merujuk nama Romli.
“Itu sebetulnya doa,” ucap RR, kembali disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Sebelum Gus Mujib menyampaikan pertanyaan tersebut, RR memaparkan soal kondisi terkini perekonomian Indonesia yang menurutnya tertinggal jauh dari negara-negara tetangga baik di Asia Tenggara maupun di Asia.
RR yang pernah menjabat Menko Perekonomian era pemerintahan Gus Dur dan penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa ini juga menyampaikan strategi agar ekonomi Indonesia bisa tumbuh 10 persen. Selain itu dia memaparkan kesuksesan pemerintahan Gus Dur mengelola ekonomi negara setelah diterjang badai krisis tahun 1997/1998.