Bogordaily.net – Himpunan Ahlussunnah untuk Masyarakat Islami (Hasmi) menjelaskan materi Silsilah Tarbiyyah Ahlussunnah yaitu amanat besar.
Turunlah pasangan manusia pertama untuk menjalankan tujuan penciptaan dan tugas utamanya.
Dengan menunaikan amanat besar yang telah diterimanya dengan sukarela, padahal langit, bumi dan gunung-gunung menolak dan merasa ngeri untuk memikulnya.
Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman:
(إِنَّا عَرَضۡنَا ٱلۡأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلۡجِبَالِ فَأَبَیۡنَ أَن یَحۡمِلۡنَهَا وَأَشۡفَقۡنَ مِنۡهَا وَحَمَلَهَا ٱلۡإِنسَـٰنُۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومࣰا جَهُولࣰا)
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zholim dan amat bodoh,” (QS. al-Ahzab [33]: 72)
Ibnu Katsir rahimahulloh meriwayatkan bahwa Al Oufi (murid Ibnu ‘Abbas ) meriwayatkan bahwasanya Ibnu Abbas berkata:
“Yang dimaksud dengan amanat adalah “keta’atan”. Alloh telah menawarkan kepada makhluk-makhluk itu (yaitu langit, bumi dan gunung-gunung) sebelum menawarkannya kepada Adam,” ucap Ibmu abbas.
Maka Alloh berfirman kepada Adam:
“Aku telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, akan tetapi mereka tidak bersedia memikulnya. Apakah engkau siap memikulnya?,”
Adam pun bertanya:
“Wahai Robb, apakah kandungannya?
Alloh pun berfirman:
“Jika engkau berbuat baik maka engkau akan diganjar kebaikan, sebaliknya jika engkau berbuat buruk, maka engkau akan dihukum (siksa),”
Maka Adam pun menerima amanat itu.
Kita perhatikan ayat tersebut dengan seksama dan memperhatikan pula penafsiran Ibnu ‘Abbas tersebut dengan tidak dirinci isi dan konsekuensi amanat tersebut.
Yang ada adalah penetapan status “perhitungan”, tetapi Ibnu Katsir setelah meriwayatkan perkataan dari beberapa ulama salaf.
Kemudian beliau menyimpulkan bahwa amanat itu adalah “tugas, perintah-perintah dan larangan-larangan”.
Pesan di gerbang surga pun mengandung janji bahwa Alloh akan menurunkan hidayah-Nya (petunjuk-Nya).
Serta menjanjikan ganjaran yang baik untuk mereka yang mengikuti petunjuk itu, dan ancaman hukuman untuk mereka yang menolaknya.
Petunjuk yang Alloh turunkan adalah Islam itu sendiri.
Jadi amanat itu adalah ajaran-ajaran Islam. Yaitu, Islam yang murni, bukan Islam yang dirasuki oleh kepalsuan-kepalsuan.
Al-Qur’an telah menjelaskan dua hal yang menjadi cakupan amanat ini secara tersirat, yaitu tujuan hidup dan tugas (jabatan) manusia (kekhilafahan).
Jadi amanat itu adalah penerapan Islam dalam pelaksanaan tujuan hidup dan penunaian tugasnya. Adv