Sunday, 24 November 2024
HomePolitikKalo Demokratis di Tengah Kapitalisme Politik..? Bagaimana Nasib Aktivis yang Tidak...

Kalo Demokratis di Tengah Kapitalisme Politik..? Bagaimana Nasib Aktivis yang Tidak Kuat Ekonomi.. ?

Bogordaily.net – Partai Politik dibiayai negara spt di Eropa, Australia & NZ. Sehabis perubahan, kita siapkan Budget 30 T per tahun. Jadi tidak perlu bandar/cukong, sehingga Legislatif dan Eksekutif ngabdi untuk rakyat, bukan cukong.

Akibat pembiayaan partai oleh negara, bukan cukong, negara-negara Eropa, terutama Skandinivia, rakyatnya memiliki tingkat kesejahteraan sosial, pendidikan dan ekonomi, dan indek kebahagian lebih tinggi dari Amerika, yg pembiayaan politiknya menganut sistem bandar.

Kita mencontoh sistim bandar ala Amerika, Tetapi tidak ada ‘law enforcement’ dan lembek terhadap korupsi.

Amerika ada ‘rule of law’ dan hukum berat pelaku korupsi. Kita nyontek sistim bandar, tanpa ‘rule of law’ dan lembek terhadap koruptor, hasilnya ambyar dan amburadul.

Rakyat dibuat miskin secara struktural. Hari ini, walaupun dibiayai sedikit oleh negara, anggaran yang “hilang” di tingkat DPR, DPRD 1 & 2 sangat besar.

Tapi yang masuk kas partai hanya sebagian kecil, sisanya masuk kantong-kantong pribadi (ngakunya sih buat kas partai).

Hasil dari demokrasi kriminal adalah di setiap level terpilih pemimpin KW2-KW3 dan banyak yg maling pula lagi (terbukti ratusan ketangkap KPK).

Mari kita ubah demokrasi kriminal menjadi demokrasi bersih & amanah dgn cara hapuskan threshold (yg tidak ada di UUD, tapi MK ngeyel 😄)

 

DR. Rizal Ramli
9 Maret 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here