Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengatakan, dilihat dari analisis awal, tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 lebih pada faktor alam.
Jadi peristiwa ini bukan terjadi akibat kesalahan manusia (human error) mau pun black out atau mati listrik.
“Sudah kita evaluasi dari awal saya berkeyakinan ini bukan human error dan lebih kepada faktor alam,” kata Yudo, di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai Bali, Minggu 25 April 2021, dilansir dari Kontancoid.
Ia yakin jika proses menyelamnya KRI Nanggala 402 sudah melewati semua prosedur yang ada, namun untuk memastikannya perlu mengangkat badan kapal selam KRI Nanggala-402 itu terlebih dahulu.
Hal itu dilakukan untuk dengan pasti mengetahui, penyebab tenggelammnya kapal KRI Nanggalan402.
“Jadi nantinya akan diinvestigasi setelah badan kapal bisa diangkat,” kata ucap Yudo.
Yudo pun mengatakan dari awal dirinya menyampaikan bahwa, kapal selam buatan Jerman itu tenggelam bukan karena human error atau kesalahan manusia dan juga bukan black out atau mati listrik.
“Dari awal saya sampaikan kapal ini tidak atau bukan human error, karena saat proses menyelam sudah melalui prosedur yang betul mulai laporan penyelaman dan terdengar dari penjejak kemarin itu, artinya tidak black out saat menyelam langsung hilang ini, ” tutur Yudo.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, menyatakan 53 awak KRI Nanggala telah gugur pada Minggu 26 April 2021.
“Berdasar bukti-bukti otentik tersebut dapat dinyatakan bahwa KRI Nanggala 402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur,” ucap Hadi. ***