Tuesday, 7 May 2024
HomeBeritaAntibodi Vaksin Influenza Kurangi Keparahan Pengidap Covid-19, Benarkah?

Antibodi Vaksin Influenza Kurangi Keparahan Pengidap Covid-19, Benarkah?

Bogordaily.net – Menerapkan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi -19 merupakan salah satu cara agar tak terkena -19.

Namun, tetap menerima vaksin rutin lainnya untuk menjaga kesehatan tubuh di masa pandemi saat ini jadi hal yang sangat penting.

Salah satu contohnya vaksin influenza, yang biasanya terjadwal satu kali penyuntikan rutin setiap tahunnya.

Vaksin jenis ini, diketahui begitu penting untuk kelompok orang lanjut usia dan juga orang yang memiliki penyakit kronik.

Jika patuh melakukan vaksinasi influenza, apakah antibodi yang terbentuk dari vaksin ini bisa membantu mengurangi keparahan jika suatu saat positif terinfeksi -19.

Dilansir dari okezone yang menuliskan paparan dokter spesialis ilmu penyakit dalam. Apakah benar hal tersebut?

Prof. DR. dr Samsuridjal Djauzi, SpPD K-AI, spesialis ilmu penyakit dalam mengatakan, melakukan vaksinasi influenza tidak mengurangi keparahan jika terkena -19. Sebab, sejatinya vaksin dasarnya bersifat sangat spesifik.

“Vaksin itu kan spesifik ya, vaksin influenza ya untuk membentuk antibodi influenza. Enggak bisa untuk -19, hanya untuk antibodi menghadapi influenza,” jelas Prof. DR. dr Samsuridjal Djauzi belum lama ini.

Profesor Samsuridjal Djauzi memperingatkan, meski di tengah pandemi -19.

Masyarakat sebaiknya jangan hanya fokus untuk tidak terpapar -19 tapi melupakan faktor lainnya, seperti vaksin influenza.

Vaksin rutin tahunan seperti jenis vaksin influenza sebaiknya jangan sampai telat untuk diulang secara berkala.

Dampak jangka panjangnya, juga untuk memudahkan penanganan jika suatu hari positif terinfeksi -19.

“Tentu ada vaksin ini dimanfaatkan sebaiknya, tapi jangan lupa imunisasi vaksin influenza setahun sekali kalau sudah waktunya jangan sampai telat diulang. Biar enggak kena influenza juga -19 kan. Sebaliknya, kalau sudah Covid terus ditambah influenza ini bisa menyuliskan tenaga kesehatan untuk diagnosisnya sehingga sulit untuk ditanggulangi,” pungkasnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here