Monday, 6 May 2024
HomeNasionalMuhammadiyah Tanggapi Soal Ustadz Sebut Wisata ke Borobudur Haram

Muhammadiyah Tanggapi Soal Ustadz Sebut Wisata ke Borobudur Haram

Bogordaily.net – Sebuah video mengenai larangan umat Muslim mendatangi Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah beredar luas di media sosial.

Sebenarnya video tersebut merupakan video lawas atau lama yang kembali viral.

Dalam video tersebut, seorang bernama Sofyan Chalid Ruray secara tegas mengatakan hukum umat Muslim mengunjungi tempat ibadah agama selain Islam hukumnya haram.

Dalam video di channel Youtube Bismillah Everything, terlihat sang membaca pertanyaan dari jemaah di secarik kertas.

“Apa hukum umat Muslim mengunjungi rumah ibadah agama lain, seperti Candi Borobudur?”

Tanpa basa-basi, Sofyan secara tegas mengatakan hukumnya haram. Bahkan umat Muslim sejengkal pun dilarang menginjakkan kaki di rumah ibadah agama lain.

“Hukumnya haram, karena itu termasuk persetujuan terhadap peribadahan mereka makanya kita tidak boleh duduk-duduk bersama orang yang menghina agama. Allah mengatakan kalau kamu duduk bersama mereka kamu seperti mereka,” jawab Sofyan.

“Hadirnya kita di situ artinya persetujuan terhadap dia, kalau kita hadir di tempat peribadahan orang kafir sama saja berarti setuju dengan mereka walaupun hati kita nggak setuju tapi kehadiran kita adalah persetujuan itu sendiri. Kita nggak boleh hadir ke situ kecuali untuk satu tujuan, mau membubarkan orang yang beribadah selain kepada Allah,” imbuhnya.

Video pendek ini menuai beragam reaksi dari netizen. Di antaranya komentar tersebut banyak juga yang tidak setuju dengan pernyataan Sofyan.

Majelis Tarjih Pimpinan Pusat (PP) menyesalkan pendapat Sofyan Chalid yang mengharamkan wisata ke Candi Borobudur. melihat Sofyan Chalid kurang referensi dalam beragama.

“Sama sekali tidak ada larangan dalam Alquran. Berwisata itu mubah atau diperbolehkan,” kata Ketua Majelis Tarjih PP Prof Syamsul Anwar, seperti dikutip dari detikcom, Selasa (14 September 2021).

Syamsul mengimbau masyarakat untuk tidak memahami Alquran sepotong-potong. Tapi harus komprehensif dari berbagai sudut pandang.

“Soal itu peninggalan agama lain ya kita anggap saja itu sebuah history (sejarah),” katanya.

Syamsul menyoroti pengambilan kesimpulan Sofyan Chalid yang mengaitkan muamalah yaitu berwisata ke tempat peribadahan agama lain dengan akidah.

“Muamalah ya muamalah, tidak perlu dikait-kaitkan dengan akidah,” pesannya.

Sementara itu, akademisi UIN Sunan Kalijaga yang juga anggota Majelis Tarjih PP , Wawan Gunawan Abdul Wachid, menyarankan Sofyan Chalid untuk melihat sejarah Nabi Muhammad SAW.

Saat itu, Nabi mengunjungi Ka'bah dengan banyak arca dari kabilah-kabilah.

“Rasul tidak pernah merusak arca. Malah melarang sahabatnya (merusak),” jelas Wawan.

Tak hanya sejarah, Wawan mengatakan berwisata bagi manusia bisa mengambil hikmah di baliknya.

“Jika berwisata di Candi Borobudur kemudian kita bisa bertadabur Allah SWT bisa menggerakkan manusia membuat candi seperti itu, tentu malah menjadi ibadah,” katanya.

Wawan berharap, Sofyan Chalid bisa belajar dari berbagai peninggalan sejarah di negara Islam lain di dunia. Seperti di Turki dan Piramida di Mesir.

“Misalnya kalau saya berwisata kemudian masuk waktu asar, saya boleh salat di situ,” imbuhnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here