Tuesday, 30 April 2024
HomeKota BogorCegah Kekerasan Seksual Pada Anak, Unpak Luncurkan "Sekolah Gerakan Saya Berani"

Cegah Kekerasan Seksual Pada Anak, Unpak Luncurkan “Sekolah Gerakan Saya Berani”

Bogordaily.net – Resah dengan tingginya kasus kekerasan seksual pada anak, Tim Pegabdian Kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Hukum Universitas Pakuan menyelenggarakan “Sekolah Gerakan Saya Berani” pada Kamis, 12 November 2021 secara virtual. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 100 orang siswa kelas 4 sampai dengan 6 dengan didampingi oleh orang tua beserta dengan guru SD Negeri Ciluar 2, Kota Bogor.

Adapun Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Hukum Universitas Pakuan (FH Unpak)  diketuai oleh Dosen FH Unpak Lilik Prihatini S.H., M.H dengan beranggotakan Herli Antoni, S.H., M.H., Melisa Berliana, dan Siti Maidinah Nurahmadiah

Dalam sambutannya, Lilik Prihatini S.H., M.H menyampaikan  program ini merupakan salah satu bentuk implementasi tri dharma perguruan tinggi yang dilakukan untuk mengedukasi masyarakat khususnya peserta didik, guru, dan orang tua siswa mengenai pentingnya pendidikan kekerasan dan bagi anak sebagai bentuk upaya pencegahan kekerasan dan pelecehan seksual kepada anak.

“Sekolah gerakan Saya Berani diharapkan menjadi rol model utama dalam pemberantasan dan pencegahan tindak pidana pelecehan seksual kita menyadari bahwa kejahatan seksual terutama di lingkungan sekolah menjadi fokus utama kita karena bagaimanapun korban nantinya masih berstatus sebagai siswa yang kita tahu umur tersebut menjadi umur yang sangat rentan terkena psikis ketika akhirnya menjadi seorang korban kejahatan seksual” kata Lilik.

Program ini diharapkan dapat menurunkan angka kekerasan dan pelecehan seksual kepada anak khususnya di wilayah Kota Bogor. Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bogor  mencatat sepanjang tahun ada 21 tindak kekerasan terhadap anak dan 8 di antaranya adalah pelecehan seksual baik secara verbal maupun non-verbal.

Jumlah itu kemungkinan hanya puncak gunung es dan banyak kasus lain yang tidak dilaporkan sehingga tidak diketahui.

Karenanya, Lilik melanjutkan, merupakan hal yang penting dalam upaya pencegahan kekerasan dan pelecehan seksual kepada anak.

Materi sendiri terdiri atas pengenalan mengenai bagian-bagian tubuh yang sensitif dan arti kekerasan. Diharapkan peserta didik mampu mewaspadai bentuk-bentuk kekerasan dan pelecehan seksual. Materi yang disampaikan pun dikemas secara menarik dan menghibur sehingga hal tersebut meningkatkan antusias peserta.

Lilik berharap, gerakan yang pihaknya inisiasi dapat menyebar dan memiliki efek multidimensional. Selain itu, gerakan ini diharapkan dapat direplikasi di berbagai tempat, tidak terbatas sekolah dasar tapi juga SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi.

Namun kali ini yang dipilih adalah siswa kelas 4, kelas 5, dan kelas 6 sekolah dasar. Alasannya, karena untuk menyasar adik kelasnya akan membutuhkan pendekatan yang berbeda. Selain itu, anak umur tersebut dianggap sudah bisa mencari solusi sendiri dan bertindak jika menjadi korban pelecehan seksual.

Selain siswa dan siswi, orang tua pun turut dilibatkan dalam kegiatan ini. Tujuannya, agar orang tua bisa mendampingi anaknya dalam menerima informasi dan agar orang tua juga memiliki kesadaran untuk mencegah anaknya menjadi korban .

“Mereka sudah mampu untuk melawan dan juga mampu mencari solusi sendiri misalnya bisa bercerita ke orang tua bercerita ke guru bahkan kami pun membuka layanan komunikasi siswa dan siswi tersebut kami berikan kebebasan untuk berkomunikasi langsung dengan kami Dan harapannya dengan komunikasi langsung tersebut kami mampu memantau dan menganalisa kemudian bagaimana perkembangan pemahaman dan juga bagaimana perkembangan pencegahan yang diterima oleh siswa-siswi SD 2 Kota Bogor,” katanya.

Terakhir Lilik berharap gerakan ini mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Bogor secara umum dan Dinas Pendidikan Kota Bogor secara khusus. Masyarakat pun diharapkan mau untuk turut berpartisipasi dalam gerakan ini mengingat gawatnya masalah kepada anak.

“Gerakan ini tidak berarti apa-apa tanpa dukungan dari orangtua dan juga sekolah dalam hal ini guru guru yang terus membina dan mendampingi siswa-siswa tersebut setiap harinya kami berharap gerakan ini menjadi gerakan yang akhirnya menjadi gerakan sadar bahwa kekerasan dan kejahatan seksual yang sering terjadi di lingkungan sekolah merupakan kejahatan yang nyata yang harus kita perangi bersama,” tutupnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here