Bogordaily.net – Fitch Ratings Indonesia memberikan nilai A+ dengan outlook stabil dalam peringkat nasional jangka panjang PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB). Nilai ini menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang rendah jika dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau kesatuan moneter yang sama
“Dua provinsi tersebut memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Hal ini juga mencerminkan keyakinan kami bahwa bank tersebut penting bagi pemerintah provinsi dan daerah Jawa Barat dan Banten, yang bersama-sama memiliki sekitar 75% dari bank, dan kemungkinan bail-in yang sangat terbatas oleh kreditur senior mengingat struktur kewajiban bank yang didominasi oleh entitas terkait pemerintah,” kata Lucky Ariesandi, Analis Utama pemeringkatan ini yang juga Direktur PT Fitch Ratings Indonesia lewat keterangan tertulis pada 29 November 2021.
Lucky menjelaskan ada beberapa faktor penggerak peringkat Bank BJB. Pertama, Bank BJB adalah bank pembangunan daerah terbesar dan bank komersial terbesar ke-13 di Indonesia. BJB pun menguasai sekitar 1,5 persen pangsa pasar dari aset industri perbankan per Juni 2021, serta dinilai memiliki kecenderungan untuk didukung oleh pemerintah pusat mengingat perannya yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi pasar dalam negeri Jawa Barat dan Banten.
Lucky pun yakin Bank BJB akan terus mendapat suntikan modal dari pemegang saham langsung guna mempertahankan pertumbuhan kredit. BJB pun telah menerima persetujuan dari pemegang saham pengendali untuk menerbitkan modal baru tahun depan. Rasio ekuitas umum konsolidasi Tingkat 1 turun menjadi 13,9% per September 2021 dari posisi Desember 2020 sebesar 14,0%.
Dari sisi kualitas aset dan profil pendapatan maupun profitabilitas Bank BJB dinilai memadai. Misal dari aspek profitabilitas, Bank ini pun didukung oleh eksposur bank yang besar di segmen pinjaman pegawai negeri sipil dan pensiunan yang berisiko rendah. BJB pun memiliki profil risiko yang lebih lemah damn kapitalisasi yang jauh di bawah bank lainnya.
Profil pendanaan yang mencerminkan komposisi pendanaan yang kurang terdiversifikasi.