Bogordaily.net– Kondisi nilai tukar rupiah saat ini tengah terdepresiasi atau melemah. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengakui, pelemahan rupiah ini masih di bawah mata uang negara-negara lainnya.
Berdasarkan data JISDOR, kurs tengah BI hari ini, Rabu, 13 April 2022 berada di level Rp14.364 per USD. Posisi itu menguat dibandingkan hari Selasa sebelumnya di Level Rp14.370 per USD.
“Alhamdulillah nilai tukar rupiah bergerak cukup baik, yang memang depresiasi, tapi jauh lebih kecil dari negara-negara lain,” ujarnya dalam konferensi pers KSSK di Jakarta, sebagaimana dilansir Suara.com, Rabu, 13 April 2022.
Masih bertahannya nilai tukar rupiah, kata Perry, disebabkan kinerja indikator-indikator yang mempengaruhi nilai tukar rupiah yang baik. Ia mencontohkan, kinerja neraca perdagangan dan neraca pembayaran Indonesia yang surplus, sehingga membuat pasokan valas di dalam negeri cukup.
“Kondisi transaksi berjalan kita cukup bagus, bahkan surplus yang besar, sehingga pasokan valas di dalam negeri itu lebih dari cukup dan itu mendukung nilai tukar yang stabil,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Perry, posisi cadangan devisa Indonesia juga masih cukup untuk membiayai utang hingga impor di dalam negeri. Hingga akhir Maret, posisi cadangan devisa Indonesia hingga akhir Maret 2022 sebesar USD 139,1 miliar.
“Jadi kita bersama KSSK, terutama Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia akan terus melakukan langkah-langkah untuk memastikan stabilitas eksternal kita terjaga,” imbuhnya.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambahkan, memang dibanding dengan negara lain depresiasi rupiah masih lebih rendah.
Ia mengungkapkan, pelemahan rupiah hanya sebesar 0,3%, tetapi jika dibandingkan depreasiasi nilai tukat Ringgit Malaysia yang melemah hingga 1,15%.***