Bogordaily.net – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bergerak cepat mengambil langkah-langkah strategis mencegah penyebaran kasus hepatitis akut. Salah satunya dengan memperkuat fasilitas kesehatan (faskes).
“Penguatan faskes dengan adanya rumah sakit rujukan untuk penanganan kasus hepatitis akut yang berat seperti Rumah Sakit Sulianti Saroso,” ujar Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi seperti dilihat dari siaran kanal YouTube Kemenkes, Sabtu 7 Mei 2022.
“Termasuk pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis pasti terkait penyebab ini,” sambungnya.
Kementerian Kesehatan telah menunjuk Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai laboratorium rujukan untuk pemeriksaan spesimen hepatitis ini.
Selain itu, Kemenkes juga telah mengirimkan surat kewaspadaan kepada Dinkes provinsi dan kabupaten/kota yakni Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya.
Hal ini sebagai upaya peningkatan kewaspadaan, pencegahan, dan pengendalian infeksi pada anak. Harapannya setiap kasus yang memiliki gejala serupa segera dilaporkan.
Sedangkan Lead Scientist kasus hepatitis akut Hanifa Oswari meminta masyarakat lebih waspada. Namun kondisi ini jangan sapai membuat kepanikan.
“Kalau sakit, terutama ada gejala saluran cerna, seperti mual, muntah, diare, sakit perut dengan demam ringan, hati-hati ini bisa mengarah ke alergi berat,” ungkap Hanifa.
Lanjutnya, segera meminta pertolongan medis untuk mengetahui apakah perlu pemeriksaan lebih lanjut atau tidak. Sehingga kita bisa menemukan kasus ini sedini mungkin, anak-anak bisa ditangani dengan baik.
“Kemenkes dan jajaran serta para ahli sudah dikerahkan untuk bisa memecahkan masalah ini bersama-sama,” jelas Hanifa.***