Tuesday, 30 April 2024
HomePolitikHitung-Hitungan Capres Rumit Kalau PDIP Gabung Gerindra-PKB, Kok Bisa?

Hitung-Hitungan Capres Rumit Kalau PDIP Gabung Gerindra-PKB, Kok Bisa?

Bogordaily.net–  Hitung-hitungan soal urusan calon presiden dan calon wakil presiden dari koalisi Gerindra- akan makin rumit jika turut gabung koalisi. Hal tersebut diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa () Syaiful Huda.

Ia menilai Gerindra atau merupakan dua partai papan atas. Huda sebelumnya berharap papan partai atas dapat menginisiasi pembentukan koalisi baru.

“Kemungkinan konfigurasinya agak rumit ya. Mau gak, misalnya secara suara Gerindra kan di bawah , kira kira kan begitu. Itu agak rumit tuh konfigurasinya. Kedua belah pihak,” kata Huda di Kompleks Parlemen Senayan, dikutip Suara.com, Kamis, 1 September 2022.

Sejauh ini antara Gerindra dan masing-masing memiliki hajat untuk mengusung ketua umum mereka masing-masing jadi capres di 2024, Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Masuknya tentu hitung-hitungan terkait capres dan cawapres butuh pertimbangan lebih banyak dan mendalam. Mengingat saat ini disebut-sebut tengah menyiapkan Puan Maharani sebagai capres yang akan mereka usung.

“Masih butuh diskusi panjang menurut saya, saat yang sama kan Gerindra, Pak Prabowo ingin jadi capres,” kata Huda.

Lebih lanjut  Huda juga menilai  jika ada penambahan partai baru yang bergabung di koalisi Gerindra-PKB, ia berharap partai tersebut berasal dari papan menengah, bukan papan atas laiknya .

“Kalau yang logis kan mengajak partai menengah. Iya, pasti rumit, fatsun politik nya agak susah (jika gabung),” kata Huda.

Sementara itu koalisi PKB dan Gerindra belum memutuskan siapa calon presiden yang akan mereka usung. Ditegaskan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, keputusan mengusung capres dan cawapres afda di tangan Muhaimin Iskandar dan Prabowo Subianto.

Jazilul berujar keputusan capres dan cawapres akan dibicarakan bersama oleh kedua ketua umum tersebut, termasuk kemungkinan mengusung kandidat lain di luar Muhaimin atau Prabowo.

“Tergantung dua orang itu,” kata Jazilul beberapa waktu lalu.

Menurut Jazilul, hal itu bisa saja dimungkinkan apabila memang keduanya sepakat. Namun, Jazilul menilai tidak ada lagi yang bisa dicalonkan yang melebihi posisi Muhaimin atau Prabowo selaku ketua umum.

“Masak iya sama-sama ketum terus siapa lagi di atas itu kandidat lain, ada ketum yang lain?” ujar Jazilul.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here