BOGORDAILY- Sulami (35), warga Dukuh Selorejo RT 31, Desa Mojokerto, Kecamatan Kedawung, akhir-akhir ini banyak menyita perhatian publik. Sejak media memberitakan tentang penyakit langka yang dideritanya, rumah Sulami banyak didatangi masyarakat yang penasaran untuk melihatnya.
Sehari-hari Sulami hanya bisa berdiri dan berbaring. Itu pun saat berbaring, dia langsung menjatuhkan tubuhnya pada ranjang. Lantaran sekujur tubuh Sulami memang kaku, tidak bisa digerakkan sama sekali, termasuk bagian tangan dan kaki.
Untuk berjalan pun dia tidak bisa melangkah layaknya orang normal, harus ekstra hati-hati dengan menggunakan tongkat. Itulah sebabnya akibat penyakit langka yang dideritanya itu, Sulami dijuluki ‘manusia kayu’.
Di rumah semi permanen tersebut Sulami tinggal bersama neneknya Ginem (90) yang sudah sedikit pikun. Mbah Ginemlah yang melayani kebutuhan sehari-hari, mulai mandi, makan, hingga bangun dari tidur.
Sulami sendiri tidak banyak bicara, lantaran mulutnya juga kaku, tidak bisa dibuka secara lebar. Oleh karenanya makanan yang dimakan harus lembut agar mudah untuk dikunyah.
Saat ditanya, Mbah Ginem tidak ingat, kapan tepatnya Sulami mulai menderita penyakit kayu tersebut. Namun dari keterangan adiknya, Susilowati (22), Sulami tubuhnya mulai kaku ketika Kelas IV SD atau sekitar umur 10 tahun.
“Mulai kelas IV SD sudah seperti itu, awalnya mrengkel-mrengkel di sekujur tubuh,” ujar Susilowati, Senin (23/1).
Susilowati menuturkan, sebenarnya Sulami mempunyai saudara kembar bernama Paniyem. Seperti halnya Sulami, Paniyem juga menderita penyakit kayu, kaku di seluruh tubuhnya. Tetapi Paniyem sudah meninggal sekitar empat tahun yang lalu.
Sulami saat ini hanya ditemani Mbah Ginem di rumah kecil semi permanen di Dukuh Selorejo RT 31, Desa Mojokerto, Kecamatan Kedawung. Sementara orang tua Sulami, bapaknya juga sudah meninggal. Sedangkan ibunya, Painem (60) yang tinggal di belakang rumah juga menderita stroke.
Sejak diberitakan di media sosial, rumah Sulami banyak didatangi orang. Mereka ikut peduli dan sekadar memberikan bantuan kepada Sulami.
Kepala Desa Mojokerto, Sunarto mengakui, warganya tersebut memang banyak didatangi orang, kelompok organisasi dan pejabat Pemkab Sragen. Sulami sendiri selama ini juga banyak mendapat bantuan dari penerintah, baik berupa jaminan sosial ataupun kesehatan.
“Sebenarnya kami juga berupaya membawa Sulami agar bisa dirawat di rumah sakit. Tapi oleh neneknya, mbah Ginem tidak diperbolehkan. Mbah Ginem ingin merawatnya sendiri,” kata Sunarto. (tim)
Nih link videonya: