BOGOR DAILY– Maulana Setiawan (28), warga Kampung Carangpulang, RT 01/04, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga yang mem-posting foto ayahnya yang sakit ke Twitter Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan, rupanya mendapat respons baik dari istri gubernur Jabar, Netty.
Netty pun langsung menghubungi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dan mengutus staf ahlinya melihat kondisi Wawan yang menderita hernia. Maulana menuturkan, posting-annya itu bermaksud meminta bantuan gubernur agar orang tuanya segera mendapat kamar operasi di RSUD.
Dari informasi yang didapatkan, ayahnya baru bisa mendapat kamar dalam waktu dua sampai tiga bulan. ”Saya tulis di Twitter, ‘Assalamualaikum Bapak Bima Arya, Bapak Gubernur dan Ibu Gubernur. Bapak saya sakit hernia dan gejala gula, bahkan sekarang kondisinya kritis. Mohon bantuannya dan perhatiannya Pak agar segera dapat ruang operasi dan tindakan dokter di rumah sakit umum Kota Bogor',” ujar Maulana saat ditemui Metropolitan di kediamannya.
Ia pun tak menyangka cuitannya disambut baik istri gubernur Jabar. Ia mengaku hanya kehabisan akal harus melakukan apa untuk kesembuhan ayahnya agar segera dioperasi. ”Saya memohon maaf. Dari pihak keluarga tidak ada maksud dan tujuan apa-apa, tidak ada maksud lain. Ini murni dari saya untuk kesembuhan ayah saya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Cikarawang Sapturi Wijaya mengaku sebelumnya pihak desa bersama kader PKK sudah berusaha semaksimal mungkin membantu kesembuhan Wawan yang menderita hernia. “Karena sang anak tidak sabar, akhirnya mem-posting foto ayahnya yang sakit ke Twitter Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan,” bebernya.
Ia berhrarap seharusnya ada koordinasi terlebih dulu dengan pihak-pihak terkait di desa dan kecamatan, seperti puskesmas, UPT Kesehatan, IPSM atau lainnya. “Kalau sudah seperti ini kami disangka tidak bekerja dengan baik. Tetapi saat ini yang bersangkutan sudah meminta maaf atas kejadian tersebut,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Camat Dramaga Baehaki. Ia menjelaskan, bantuan atau sumbangan gubernur Jabar itu boleh dan sah-sah saja. Tetapi sebaiknya cari sumber informasi dulu ke aparat setempat seperti desa, kecamatan dan UPT Kesehatan. ”Saran saya, jangan jadi korban netizen. Sesuatu jangan dimanfaatkan untuk ajang pencitraan, apalagi dipolitiking,” pungkasnya.