BOGOR DAILY- Setelah jembatan ambrol, giliran bendungan Cipamingkis Jonggol yang ikut jebol. Rabu (20/1) pagi, tanggul milik Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane bobol. Hujan deras yang mengguyur membuat air yang jadi sumber irigasi jebol dan mengancam kehidupan para petani di delapan desa.
Sudah setahun lalu bendungan yang dibangun 1980 itu menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Sayang, hal itu tidak juga digubris pemerintah daerah. Puncaknya, kemarin bendungan itu jebol dan membuat ratusan petani terancam gagal panen.
Hal ini pula yang dikhawatirkan Camat Jonggol Beben Suhendar. Meski bendungan itu urusan pemerintah pusat, tapi imbasnya langsung dirasakan warga Bogor yang bermata pencaharian sebagai petani.
“Itu (bendungan,red) itu sumber irigasi bagi petani. Kasihan mereka kalau enggak ada hujan bagaimana bisa enggak panen. Mau makan apa,”sesal Beben
Beben menyebutkan, jebolnya bendungan berdampak di delapan desa yang ada di Kecamatan Jonggol. Di antaranya, Desa Balikumbang, Sukamanah, Bendungan, Sirnagalih, Weninggalih, Sukamanah, Jonggol, dan Singasari.
“Irigasi itu kan untuk sumber di wilayah Jonggol dan Bekasi. Ada kali 300 petani yang menggantungkan hidupnya dari sawah sawah itu,”ujar mantan Camat Cileungsi itu.
Apalagi lanjut Beben, para petani baru menanam benih itu satu bulan. Artinya, saat ini sawah-sawah milik mereka masih membutuhkan pengairan yang cukup agar bisa dipanen.
“Sudah pasti gagal panen, bisa kelaparan petani kalau sampai itu tidak tertangani,”urainya
Jebolnya bendungan juga menyebabkan ruas jalan di sekitar lokasi terendam banjir. Akibatnya, pengendara harus menerobos arus limpahan dari bendungan. Bendungan Cipamingkis Bogor yang berada sekitar 1 kilometer dari hulu Jembatan Cipamingkis yang ambrol.
Beben pun meminta agar Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Kabupaten Bogor agar turun tangan mnegurus persoalan bendungan yang jebolnya”Saya minta pemda juga segera turun tangan. Karena tahun lalu saya sudah kirim surat soal kerusakan tanggul ini,”kata dia. (bd)