Sunday, 24 November 2024
HomeKabupaten BogorDetik-detik Tiga Siswa Asal Bogor Tewas Kegencet Badan Bus

Detik-detik Tiga Siswa Asal Bogor Tewas Kegencet Badan Bus

BOGOR DAILY– Niat hati hendak berwisata, rombongan study tour siswa kelas XII SMK Panca Karya, Bogor, Jawa Barat malah mengalami musibah. Bus yang mereka tumpangi terbalik hingga menewaskan tiga penumpang di Jalan Magelang-Kopeng Km 15, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Selasa (16/5) sekitar pukul 04.00 WIB.

Tiga korban meninggal adalah siswa, yang seluruhnya masih berusia belasan tahun. Ketiga korban asal Bogor yakni Rendi Ferdiansyah (18) warga Leuwi jambi, Kadung Mangu; Mita Sumiyati (18), warga Babagan, Madang; Sarifah Nurnajah (18), warga Sukahati, Ciuterep. Sementara 35 penumpang lain dan krus bus menderita luka-luka dan harus dirawat di RST Dr Soejono Magelang, RST Dr Soeroyo, dan RSUD Tidar Magelang.

Sembari menahan isak tangis, Siti Aminah (18), salah satu korban selamat, mengisahkan kejadian nahas yang menimpa rombongannya tersebut. Ia mengatakan, sejak memasuki Cikarang, sampai kawasan jalur Pantura Semarang, sopir selalu memacu bus dengan kecepatan tinggi. Namun, sama sekali tak ada ketakutan yang muncul di benaknya.

“Mungkin perasaan saya dan teman-teman sedang gembira, karena hendak liburan, jadi tidak ada yang merasa takut walaupun sopir ngebut. Apalagi, sebagian banyak yang tertidur, karena lelah menempuh perjalanan jauh, terutama Sarifah (salah satu korban meninggal), yang sejak awal mengeluh masuk angin,” ungkapnya.

Lanjut Siti, rombongannya berangkat dari sekolah pada Senin (15/5) siang sekitar pukul 13.00 WIB. Rencananya, mereka bakal mengunjungi sejumlah objek wisata di Magelang dan Yogyakarta, antara lain Candi Borobudur, Malioboro, pantai Parangtritis, hingga Goa Pindul. Belum satupun objek wisata dikunjungi, musibah sudah lebih dulu menerpa.

Ia pun masih ingat betul, tiga temannya yang meregang nyawa, duduk tak jauh dari kursinya. Siti duduk di bangku bagian tengah, di sisi sebelah kanan, sedangkan ketiga temannya itu duduk di sebelah kiri. Saat kejadian, ucap Siti, kondisinya masih gelap, sehingga mayoritas penumpang masih tertidur lelap, termasuk para guru pendamping.

Siti yang juga tertidur, mulai bangun ketika bus melintasi jalan dengan kontur berkelok dan naik turun. Kesadarannya belum penuh. Tiba-tiba saja benturan keras terjadi, yang membuatnya bersama penumpang lain terbangun penuh. Kepanikan terjadi ketika bus melaju tanpa aturan, dibarengi teriakan histeris para penumpang.

“Semua histeris, lalu bus terguling, ada beberapa teman terjatuh dan mengalami luka-luka. Ketika bus mulai berhenti, saya menyaksikan tiga teman dalam kondisi tertindih bus, sama sekali tidak bergerak,” paparnya sembari mengusap air mata, yang mulai mengucur deras.

Siti yang saat itu merasakan nyeri luar biasa di pergelangan kaki kirinya, langsung bergegas menyelamatkan diri, keluar dari bus. Dengan perasaan panik dan kalut, ia bersama guru dan korban selamat lainnya, sebisa mungkin membantu korban-korban yang mengalami kesulitan untuk keluar dari bus. “Tak berselang lama, warga mulai berdatangan dan ikut membantu,” tandasnya.