BOGOR DAILY– Suasana duka masih menyelimuti kediaman Deden Sugito (37), warga Kampung Mekarsari, RT 02/04, Kelurahan Harjasari, Kecamatan Bogor Selatan. Kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Raya Mayjen H E Sukma, Kampung Telukpinang, RT 03/01, Desa Telukpinang, Kecamatan Ciawi, Bogor, membuat Sugito harus kehilangan istrinya, Sumaiti (35), yang tewas tergilas Truk saat motor yang dikemudikannya berusaha menyalip.
Di rumahnya, keluarga korban masih terpukul dengan kepergian Sumiati. Sayang, tak ada satu pun pihak keluarga yang bisa ditemui. Sanak keluarganya masih syok, menyusul peristiwa nahas yang menimpa Sumiati.
Tak disangka, maut menjemput nyawa ibu tiga anak itu lebih dulu. Senin (29/5) malam itu sepulang menjenguk orang tua Sumiati yang dirawat di daerah Cikereteg, Ciawi, motor yang dikendarai Sugito mengalami kecelakaan tragis. Niat sang suami menyalip truk di depannya justru berujung kematian sang istri. Sumiati tewas digilas truk.
“Korban saat itu sedang menuju arah Sukabumi dari Ciawi. Diduga stang motor korban menyenggol bagian truk saat akan menyusul sehingga oleng dan korban (korban meninggal, red) jatuh ke kanan dan terlindas,” ujar Kanit Laka Polres Bogor Iptu Asep Saepudin.
Sementara itu, anak korban yang berusia empat tahun, yakni Citra Putri Kayla Sugito, terpaksa kehilangan tangan kirinya karena putus. Saat itu sang putri masih dirawat di RSUD Ciawi, sedangkan jenazah Sumaiti telah disemayamkan di pemakaman keluarga sekitar pukul 09:00 WIB, kemarin.
“Karena kondisi almarhumah tidak memungkinkan dimandikan di rumah duka, akhirnya keluarga meminta dimandikan pihak rumah sakit dan baru dimakamkam pagi tadi,” ujar Ketua RT 02, Kelurahan Harjasari, Yodi Sirojudin.
Sebelum Sumiati tewas, Yodi sempat menceritakan firasat sehari sebelum almarhumah meninggal. Wanita yang biasa menjual gorengan turun-temurun itu mendadak menawarkan dagangannya secara cuma-uma alias gratis. Anehnya, saat itu almarhumah mengatakan bahwa esok hari ia tak lagi berjualan.
Ruapanya, ucapan itu jadi kenyataan. Almarhumah Sumiati tak lagi berjualan setelah tubuhnya hancur digilas truk tronton.
“Inilah salah satu tanda firasat korban benar-benar meninggalkan usaha keluarganya yang turun-temurun itu dan meninggalkan keluarga juga warga setempat yang mengenalnya cukup aktif di masyarakat,” katanya. (metropolitan)