BOGOR DAILY– Aksi Walikota Bogor Bima Arya yang ngamuk di pasar hingga menjuruskan tendangan ke arah motor yang terparkir rupanya sampai ke telingan petinggi Partai Amanat Nasional (PAN). Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengaku sduah mengetahui aksi kadernya. Namun, Eddy tak mempersoalkannya.
“Saya kira Bima Arya adalah manusia biasa yang bisa meluapkan emosi seperti saya dan Anda. Apalagi, jika ada warga yang sudah berkali-kali diingatkan untuk tidak memarkirkan kendaraan secara liar dan terang-terangan melanggar Perda (Peraturan Daerah),” kata Eddy.
Eddy mengaku akan bersikap seperti Bima Arya jika berada dalam posisi yang sama. “Salah satu problem terbesar di Kota Bogor adalah kemacetan akibat tidak tertibnya pengguna kendaraan,” tutur Eddy.
Menurut Eddy, pro dan kontra pasti ada terkait tindakan Bima Arya. “Namun, terkadang diperlukan shock therapy agar warga kapok,” ungkapnya
Sementara, anak buah Bima Arya langsung dicecar habib-habisan untuk melakukan penertiban di akwasan MA Salmun. Bima mengintruksikan agar Satpol PP dan Dinas Perhubungan (Dishub) turun tangan menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Dewi Sartika “Saya minta kepada Satpol PP dan Dishub agar tidak ada parkir liar. Kalau ada, saya akan tindak Pol PP atau dishubnya,” ujar Bima.
Sejumlah anggota Dishub pun memberikan tali pembatas di bibir jalan, sehingga nantinya tidak ada kendaraan yang melakukan parkir liar yang mengakibatkan kemacetan. “Ini kita batasi dengan pembatas agar tidak digunakan untuk parkir sembarangan. Saya akan pantau terus sampai nanti akhir minggu menjelang lebaran,” terangnya.
Selain itu menurut Bima, menjelang hari raya kondisi pasar selalu mengalami lonjakan pengunjung. Tak hanya itu, banyak juga pedagang musiman yang sengajar berjualan jelang lebaran. Untuk itu, dirinya memastikan agar para pedagang yang berjualan tidak offside ke jalan serta diperparah parkiran kendaraan. “Kita lakukan hal-hal yang diperlukan untuk mengurangi kesemrawutan ini,” paparnya.
Ada beberapa titik-titik yang memerlukan penertiban dan perlu diawasi petugas Satpol PP agar tidak mengganggu arus kendaraan. Parkir kendaraan juga menurutnya menjadi salah satu yang harus menjadi perhatian lebih. Untuk itu dirinya meminta petugas Dishub agar menertibkan kendaraan yang terparkir depan lapak PKL. “Sebelah kiri setelah rel kereta harus clear (bersih,red) tidak boleh ada parkir motor dan jika di sebelah kanan ada yang kosong bisa satu baris saja,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Bogor, Herry Karnadi mengatakan bahwa tali pembatas yang ada di sepanjang jalan MA Salmun akan dibentangkan hingga tiba malam takbir. Mengingat, kepadatan kendaraan berangsur hingga hari raya. “Ini kan masalahnya juga sementara, lonjakan pkl juga sementara sifatnya, menjelang ramadan dan menjelang lebaran aja. Jadi ketika lewat momen ini sudah tidak terlali banyak kendala jalan bisa cukup lebar lagi,” tuturnya.
Dirinya tak nemapik bahwa lapak-lapak PKL yang berdiri di MA Salmun membuat arus kendaraan jadi padat. Dirinya berharap, lewat dari hari raya, kondisi arus kendaraan di sekitaran pasar bisa kembali kondusif. “Dengan pembatas jalan ini jadi batas supaya tidak melanggar ini keluar dari batas. Sampai takbiran aja, karena pkl maju ditambah ada parkir motor, makanya jalan jadi sempit,”tandasnya.