Saturday, 23 November 2024
HomeKabupaten BogorPilbup 2018, Partai-partai di Cibinong Jajaki Koalisi Jakarta

Pilbup 2018, Partai-partai di Cibinong Jajaki Koalisi Jakarta

BOGOR DAILY- Koalisi Gerindra-PKS yang ikut didukung PAN, PPP dan PKB, sukses mengantarkan Anies Baswedan dan San­diaga Uno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam pilkada  putaran kedua, April lalu. Rupanya, sinyal Koalisi Jakarta itu juga menguat di Bumi Tegar Beriman, Cibinong, untuk menyambut Pemilihan Bupati (Pilbup) 2018.

Partai-partai di Cibinong mulai menjajaki Koalisi Jakarta. Terbukti dari Gerindra-PKS yang sudah lebih dulu mengikat komit­mennya bersama merebut kursi F1 Kabupaten Bogor. ­

Ketua Bidang Pemenangan Pemilu dan Pilkada DPD PKS Kabupaten Bogor Eko Syaiful Rohman mengakui bahwa partainya dan Gerindra sejak awal sudah menjalin komu­nikasi untuk berkoalisi dalam Pilbup 2018.

Apalagi jika melihat kursi di DPRD, PKS dengan lima kursi dan Gerindra dengan enam kursinya sudah memenuhi syarat mengusung calonnya sendiri. “Kalau dengan Gerindra memang intens sejak awal dan saling memahami. Makanya kami sudah MoU dan memiliki tiket untuk maju. Yang pent­ing itu dulu,” kata Eko kepada Metropolitan, kemarin.

Tak hanya dengan Gerindra, ia pun masih membuka pelu­ang lebar bagi partai politik (parpol) lainnya untuk mem­bangun hubungan seperti Ko­alisi Jakarta yang sudah lebih dulu sukses mengantarkan Anies-Sandi. Di antaranya PPP, PAN dan PKB.

Hal itu meski diakuinya tidak ada instruksi partai untuk mengikuti apa yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta. “Ya, makanya koalisi kami ma­sih sangat terbuka dan me­mungkinkan untuk parpol lain. Waktu pendaftaran juga masih cukup lama, jadi masih ada waktu untuk penjajakan dan komunikasi PKS den­gan parpol lain berjalan baik hingga saat ini,” terangnya.

Senada, Ketua DPC Gerindra Kota Bogor Iwan Setiawan tidak menutup kemungki­nan mengajak parpol lain bergabung tanpa terkecu­ali. DPD Gerindra Jawa Barat menyerahkan sepenuhnya keputusan koalisi kepada DPC di masing-masing wilayah karena mereka yang paling paham situasi masing-masing. “Kami bebas berkoalisi den­gan siapa pun. Kalau dengan PKS memang sejak awal sudah seirama, bukan semata karena Jakarta,” ujar Iwan.

Meski demikian, dirinya ti­dak memungkiri Pilkada DKI berdampak ke Kabupaten Bogor, khususnya ke Gerindra sendiri. Sebab, kemenangan di DKI menjadi pemicu Gerindra Kabupaten Bogor mengikuti jejak yang sama. “Sebetulnya lebih memungkinkan koalisi itu searah dengan koalisi di tingkat Provinsi Jawa Barat. Soalnya kali ini pilkada dilaku­kan serentak dengan pilgub. Jadi kalau sama akan lebih mudah,” ungkapnya.

Sementara Pengamat Politik Universitas Djuanda Bogor Beddy Irawan mengatakan, kecenderungan koalisi yang akan dibangun di Kabupaten Bogor lebih melihat kepada akseptabilitas atau peneri­maan masyarakat. Parpol akan mencari mitra koalisi yang par­tai atau figur yang diusungnya memiliki tingkat penerimaan di masyarakat.

“Karakter masyarakatnya memang berbeda, makanya koalisinya pun cair tidak ikut ke Jakarta. Mungkin ada beberapa yang tetap seirama dengan Ja­karta memang sudah solid dari atasnya. Selebihnya saya rasa parpol mencari yang tingkat penerimaan masyarakatnya tinggi,” ungkap Beddy.

Jika melihat kondisi saat ini, Beddy belum melihat peta koalisi secara pasti. Sebab, se­jumlah partai masih malu-malu dalam menentukan mitra koalisi karena waktu pendaftaran juga terbilang masih cukup lama.

“Semua masih memungkink­an dan sangat cair. Saya rasa di akhir tahun jelang pendaft­aran parpol baru mulai keluar dan menentukan langkah ko­alisi. Kalau sekarang masih mengamati karena semuanya pasti ingin berkoalisi dengan yang menang,” pungkasnya.