BOGOR DAILY– Menghabiskan masa tua sebagai seorang pengurus musala, menjadi pilihan Almarhum Rojak (75). Itulah yang diingat warga Kampung Manggis, Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, saat melihat jenazah Rojak masih terbungkus kain kafan yang utuh meskipun telah dikubur 14 tahun.
Rojak merupakan seorang pedagang bakso yang humoris dan baik terhadap orang lain sebelum menjadi pengurus atau marbot musala. Menurut Lurah Dramaga Yayat Supriyatna, almarhum merupakan pedagang bakso paling terkenal di daerah Dramaga. “Dulu kan tukang bakso jarang, nah Pak Rojak itu yang paling terkenal di daerah sini,” ujarnya.
Bahkan saat Rojak belum siap berkeliling berjualan bakso, banyak warga yang mendatangi rumahnya untuk membeli bakso buatan Rojak.
Meskipun memiliki keuangan pas-pasan dan tidak sungkan membantu orang lain dan sering berbagi. “Kalau sama anak juga bapak nggak pilih kasih,” ujar anak bungsu Rojak, Rika , Rojak tidak pernah mengeluh
Rika menceritakan, ketika sang ayah pensiun menjadi penjual bakso, almarhum justru ingin menjadi seorang pengurus musala. “Bapak bilang pengin jadi marbot secara sukarela,” ujarnya.
Selama lima tahun, Rojak menghabiskan masa tuanya menjadi seorang marbot yang tidak digaji. Ia rela bekerja merapikan dan mengurus keperluan musala secara cuma cuma. Bahkan saat ada yang memberinya uang, uang tersebut dibagikannya kepada cucu-cucunya. “Kalau dapat uang, nggak pernah dipakai sama bapak, selalu dibagikan ke cucu,” kata Rika.
Rika mengatakan, tanah yang dijadikan makam umum tersebut merupakan milik Rojak dari ayahnya. Saat itu Rojak meminta tanah tersebut diwakafkan sebagai pemakaman umum. Saat makam Rojak digali kembali beberapa hari lalu, Rika dan keluarga kaget sekaligus terharu dan tidak menyangka jenazah sang ayah masih dilapisi kain kafan yang utuh.
“Nggak nyangka. Malu juga sama diri sendiri, merasa belum bisa seperti bapak yang ibadahnya luar biasa,” katanya.