BOGOR DAILY- Perombakan atau revitalisasi Blok F Pasar Kebon Kembang terancam molor dari jadwal yang sudah ditetapkan. Berlangsung di Hotel Pangrango 2, sosialisasi yang digagas Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya (PD PPJ) kembali ricuh. Pertemuan ini diwarnai aksi walkout sejumlah pedagang. Mereka kecewa dengan desain rancangan bangunan (siteplan) yang dibuat PT. Mulyagiri KSO PT. Mayasari Bakti Utama sebagai investor.
Sejumlah pedagang Blok F menganggap siteplan yang telah dibuat tidak sesuai dengan harapan para pedagang. Tak hanya itu, siteplan juga tidak sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Dewan Pembina Paguyuban Pedagang Blok F Pasar Kebon Kembang Haji Ahyar mengatakan, siteplan yang dibuat investor tidak sesuai dengan keingnan para pedagang. Seharusnya lantai dasar ini seimbang dengan jalan tidak lebih tinggi seperti siteplan yang dibuat investor. “Gambar yang di ekspose ini tidak sesuai, karena lantai dasar ini tingginya 4 meter lebih tinggi dari jalan,” ujarnya kepada Metropolitan.
Jika siteplan masih seperti ini, kata dia, pedagang merasa dirugikan. Sehingga lebih memilih keluar dari sosialisasi yang dilaksanakan PD PPJ terkait revitalisasi Blok F, Sabtu (14/7). “Kita dari awal intinya mendukung PD PPJ yang mau merevitalisasi Blok F, tapi keinginan pedagang jangan seperti blok sebelah, dimatikan. Sekarang saja hampir 90 persen pedagang lama tidak bisa melanjutkan berdagang. Makanya kami menolak, karena kami yang akan berjualan di pasar ini, bukan mereka,” terangnya
Terpisah Direktur Operasional PD PPJ Kota Bogor Syuhairi Nasution sudha menduga jika sosialisasi akan diwarnai penolakan. Hal itu terlihat dari tidak diisinya absen para pedagang sebelum dimulai acara sosialisasi. Untuk itu, pihaknya mendokumentasikan kehadiran mereka melalui foto. “Tadi kami sudah dijelaskan dan sudah diekspos develover. Mungkin hasilnya, ada yang puas, ada juga yang tidak puas. Kami tetap pada prinsip apapun sikap dari pedagang yang keluar, pelaksanaan pembangunan tetap berjalan setelah pedagang dipindahkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS),” kata dia.
Setelah ini, pihaknya akan melakukan pendataan menyelesaikan administrasi pedagang. Kemudian dilanjutkan daftar ulang untuk mendapatkan kartu kuning dalam waktu dekat ini. Ia juga memaparkan, para pedagang lama tadi menginginkan tetap bisa berjualan di tempat semula. Sedangkan pihaknya sebagai pengelola pasar berpendapat harus juga memikirkan bagaimana pasar Blok F bisa memberikan daya tarik bagi pengunjung, bukan hanya sisi tempat saja.
“Kita tentunya tidak bisa menjiplak layout dulu pernah ada 25 tahun lalu, yang tadi mereka sodorkan. Pintu utama menghadap Masjid Agung dan Blok B, sementara di keduanya akses jalan kecil. Konsep sekarang itu di Jalan Dewi Sartika dan Nyi Raja Permas, kami ingin utamakan kenyamanan pengunjung dan juga pedagang. Belum lagi pasar dilengkapi eskalator, lift, lahan parkir cukup luas dan bongkar muat yang memadai,” jelasnya.
Syuhairi juga mengaku bahwa sosialisasi revitalisasi Blok F sesuai disebutkan dalam agenda tidak akan dilakukan lagi kepada pedagang. “Pembangunan akan tetap lanjut karena kami merasa sudah on the track,” pungkasnya.
Sebelumnya, pembangunan Blok F Pasar Kebon Kembang sudah terkatung-katung sejak tiga tahun lalu. Proses pencarian investor berulang kali terhambat sampai terpilihnya PT Mulyagiri KSO PT Mayasari Bakti Utama melalui penunjukan langsung yang direstui Wali Kota Bogor Bima Arya. Pembangunan Blok F sudah dijadwalkan usai Lebaran. Dua kali sosialisasi dengan para pedagang selalu berujung ricuh. (Metropolitan)