BOGOR DAILY– Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Bogor peringkat ke-5 di provinsi Jawa Barat. Posisi tersebut terus bertahan enam tahun terakhir, karena Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Kota Bogor peningkatannya tidak terlalu tinggi, begitu juga Harapan Lama Sekolah (HLS) yang tidak meningkat pesat. Sehingga IPM yang terus stagnan menjadi sorotan anggota DPRD Kota Bogor.
Ketua Komisi D DPRD Kota Bogor Adityawarman mengatakan, untuk meningkatkan IPM pihaknya akan mendukung dari segi bujeting. Sehingga IPM di Kota Bogor akan meningkat dan beranjak dari posisi lima di Jawa Barat.
“Untuk segi kesehatan memang sudah baik. Selain rumah sakit negeri, ada juga sejumlah rumah sakit swasta yang bisa mengcover kebutuhan kesehatan. Sedangkan dari pendidikannya memang masih kurang maksimal dan harus ada evaluasi mendalam,” ujarnya.
Politisi PKS ini merasa malu melihat kondisi saat ini di tengah sejumlah fasilitas di Kota Bogor yang cukup baik, namun RLS di Kota Bogor yang masih stagnan. Dengan angka RLS 10 masih banyak di anak muda di Kota Bogor yang lulusannya hanya SMP dan tidak lulus SMA. “Infrastruktur sudah bagus, taman sudah bagus, cuma sayang pendidikannya. Ini juga harus menjadi perhatian Pemkot Bogor,” terangnya.
Terkait pendapatan per kapita di Kota Bogor yang masih rendah, Aditya tidak menyangkalnya. Karena pendapatan per kapita ini berkaitan dengan lapangan kerja yang masih sedikit. Bahkan laporan yang diterimanya jumlah pengangguran di Kota Bogor hanya 8 persen. “Tetapi data ini kadang tidak sesuai dengan kenyataan, karena hanya bagus dikertas tidak pada realitanya. Ini menjadi PR kita sebagai Pemerintah Daerah,” paparnya.
Sebelumnya, Kepala BPS Kota Bogor Budi Hardiyono mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan IPM di Kota Bogor stagnan. Selain pendapatan per kapita kecil, rata rata lama sekolah yang masih rendah juga menjadi faktor yang paling utama. Sehingga IPM enam tahun terakhir tidak meningkat. “Kita telah memberikan masukan kepada pak wali kota agar melakukan eveluasi untuk meningkatkan IPM,” ujarnya kepada Metropolitan, kemarin.
Menurut Budi, Kota Bogor kalah dengan Kota Depok, Bekasi, Bandung dan beberapa kota lainnya. Sebab, Bogor saat ini ada diperingkat ke-5 dari puluhan kota dan kabupaten di Jawa Barat. “Kota Bogor seharusnya bisa lebih naik lagi, karena jumlah penduduknya dan luas wilayahnya tidak besar,” terangnya.
Selain itu, Budi juga menilai IPM sangat berpengaruh dengan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan pendapatan per kapita. Jika kedua faktor itu naik, maka dipastikan IPM Kota Bogor akan naik. Sebab, beberapa faktor lainnya sudah cukup baik. “Untuk RLS saja Kota Bogor masih di angka 10, sedangkan Harapan Lama sekolah ada di angka 13. Ini yang membuat IPM stagnan,” paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku memang ada beberapa faktor yang membuat IPM di Kota Bogor stagnan. Bima pun sudah membentuk tim agar IPM terus meningkat. “Memang saya undang BPS khusus agar kita mengetahui kekurangan Pemkot Bogor dan ternyata IPM kita selama enam tahun tidak meningkat. Ini menjadi bahan evaluasi,” ujarnya.
Rendahnya RLS, sambung Bima, terjadi karena banyak anak muda yang tidak meneruskan sekolah. Tak hanya itu, banyak juga pemuda lulusan SMP yang langsung berdagang usai lulus. Hal ini diketahui setiap kunjungan di beberapa wilayah Kota Bogor “Ini jelas menjadi PR kita, karena dengan begitu akan berpengaruh pada IPM kita selama ini,” ungkapnya.