BOGOR DAILY-Muhammad Arif, bocah asal Kelurahan Ranggamekar, hanya bisa digendong orang tuanya. Sudah setahun lebih ia menderita gizi buruk kronis hingga pertumbuhan kakinya tak seperti anak-anak seusianya. Hingga di usianya yang sudah menginjak 2,5 tahun, kakinya terus mengecil dan tak bisa jalan.
Sudah satu setengah tahun, Arif warga Kampung Mekarwangi, RT 04/13, Kelurahan Ranggamekar, Bogor Selatan, Kota Bogor, berjuang melawan penyakit gizi buruk dan tuberkulosis (TB). Kaki dan tangannya yang kecil belum mampu menopang badannya untuk berjalan dan bermain dengan anak seusianya.
Menurut ibu Arif, Cici Nuraeni (36), kesehariannya Arif tidak aktif seperti anak-anak lainnya. Ia hanya menghabiskan waktu di rumah bersama kakak perempuannya, Astri Isnawati (5). “Tiap hari cuma
nonton TV sambil megangin boneka kakaknya. Dibeliin mainan seperti mobil-mobilan juga dia nggak mau mainin,” ujarnya.Isnawati (5). “Tiap hari cuma
Arif hanya terbaring tak berdaya dengan beralaskan karpet. Ia kerap mengalami batuk-batuk, sesak napas dan susah tidur saat tengah malam. Bahkan, berat badan Arif pernah menyusut hingga 6,6 kilogram. Kala itu, Cici dan suaminya, Asep Sutriawan (47), sudah mencoba berbagai pengobatan. Mulai dari dokter umum, puskesmas hingga pengobatan alternatif, tak satu pun yang mampu membuat keadaan Arif membaik.
Memiliki pekerjaan sebagai tukang rak piring yang berpenghasilan Rp360 ribu per minggu, membuat Asep tak mampu membawa Arif ke rumah sakit besar. Bahkan jika Asep tidak bekerja demi menemani Arif berobat, upahnya akan dipotong Rp60 ribu. Belum lagi ia harus membayar kontrakannya Rp200 ribu. Hal tersebut membuat Andriani (16), putra sulungnya, harus putus sekolah.
Namun, masa-masa sulit tersebut berhasil keluarga Asep lewati. Kini Arif telah mendapatkan perawatan dari RSUD Kota Bogor. Kondisinya pun semakin membaik, bobotnya yang tadinya hanya 6,6 kilogram kini menjadi 7,7 kilogram. Bahkan, anak sulungnya kini bisa sekolah kembali berkat bantuan donatur. “Alhamdulillah sekarang Arif sudah bisa duduk, beratnya nambah dan sudah mulai banyak bicara. Padahal sebelumnya hanya bisa berbaring,” ucap Asep bersyukur.