Wednesday, 27 November 2024
HomeEkonomiBRI Terus Fokus Dorong Penyaluran Kredit, Porsi Kepemilikan SBN Menurun

BRI Terus Fokus Dorong Penyaluran Kredit, Porsi Kepemilikan SBN Menurun

Bogordaily.net – BRI terus fokus dan mendorong layanan kredit seiring dengan kondisi perekonomian di Indonesia yang semakin baik pasca pandemi berdampak pula pada perbaikan kinerja perbankan.

Meningkatnya konsumsi dan daya beli masyarakat mendorong peningkatan permintaan kredit, sehingga dana bank kini mulai melemah lebih besar untuk memperkuat persenjataan kredit.

Hal tersebut dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang mengalami peningkatan kredit pada paruh pertama tahun 2023. Hal tersebut berdampak pada posisi kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) di BRI yang menurun jika dibandingkan posisi akhir tahun 2022 lalu.

Senior Executive Vice President Treasury & Global Service BRI Achmad Royadi mengatakan bahwa penurunan kepemilikan SBN di perbankan juga terlihat dari data yang dikeluarkan DJPPR Kementerian Keuangan yang menunjukkan adanya penurunan sebesar Rp116,9 triliun per 17 Juli 2023.

Achmad melanjutkan, meski menurun, reprofiling portfolio SBN BRI tetap dilakukan dengan memperhatikan pergerakan pasar dan membayangkan kebutuhan likuiditas jangka pendek.

“Pembelian SBN pada semester I tahun 2023 telah turun sebesar 65,8% apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022. Hal tersebut dikarenakan fokus perusahaan yang terus mendorong pemberian kredit pada tahun ini,” ucapnya. 

Selain itu, menurutnya penempatan dana pada SBN hingga akhir tahun masih akan terus dilakukan sebagai bagian dari strategi optimalisasi imbal hasil aset bank. Namun penempatan di SBN akan tetap memperhatikan pergerakan kebutuhan likuiditas dan pasar.

Sedangkan kredit tetap menjadi prioritas penempatan dana bank pada tahun 2023 yang diproyeksikan dapat tumbuh dua digit mengikuti bayangan pemerintah. Penempatan pada SBN dilakukan atas likuiditas yang belum tersalurkan ke sektor kredit dengan mempertimbangkan maturity gap aset dan liabilitas.

Achmad Royadi menambahkan bahwa pertumbuhan kredit yang ditargetkan dapat mencapai kisaran 10% hingga 12% pada tahun ini. Tentunya hal ini didukung dengan kondisi ekonomi makro Indonesia yang masih kondusif dan terus bertumbuh.

Meskipun demikian untuk memperkuat kondisi yang semakin baik tersebut, BRI tetap menerapkan analisis strategi dengan mengalokasikan dana cadangan yang lebih mencukupi sebagai salah satu mitigasi risiko terhadap kondisi perekonomian kedepan yang masih menantang.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here