BOGOR DAILY– Azan Magrib baru berkumandang. Keheningan di Kampung Bantarjatikaum, Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, mendadak pecah. Seorang wanita keluar dari rumah lantai dua di RT 02/12. Malam itu, Ariati berteriak ketakutan sambil meminta tolong warga. Nyawanya nyaris melayang di tangan ponakannya, Fahrudin (27), saat berebut gunting.
Kerumunan warga terlihat di Gang Mawar. Sebagian warga sudah berkumpul sambil membicarakan soal tragedi berdarah di rumah Fahrudin, seorang pemuda yang nekat menusukkan pisau ke lehernya hingga tewas. “Ih ngeri lihat lehernya sampai mau putus,” celetuk tetangganya yang berbisik membicarakan kasus bunuh diri Fahrudin.
Kematian tragis Fahrudin, cucu dari nenek Acih, jadi bahan perbincangan. Tak ada yang mengira jika lelaki itu nekat mengakhiri hidupnya dengan mengenaskan. Di rumah sang nenek di lantai dua, Fahrudin melukai dirinya sendiri dengan pisau dapur.
Sebelumnya sang bibi, Ariati, sempat beradu mulut dengan Fahrudin begitu tahu Fahrudin memegang gunting. Aar, sapaannya, berniat mengambil gunting itu karena takut sakit jiwa Fahrudin kambuh. Tetapi Fahrudin justru mendaratkan cekikan di leher sang bibi. “Memang pihak keluarga sudah tahu kalau dia agak stres. Makanya bibinya mau rebut gunting itu. Tapi malah dicekik, untung bisa lolos,” kata Istri Ketua RW 12, Sunarti (47).
Namun tak disangka, saat sang bibi coba melarikan diri, Fahrudin justru seperti kerasukan sambil berlari ke lantai atas dengan sebilah pisau digenggamnya. Di kamar itulah lelaki yang sudah mengalami gangguan jiwa sejak berusia 17 tahun itu menusuk-nusukkan pisau ke lehernya. “Sebenrnya keluarga sudah berusaha menghalangi. Tapi dia keburu tewas,” ujar Sunarti.
Usut punya usut, Fahrudin yang selama ini membantu ayahnya mencari pakan adalah korban perceraian kedua orang tuanya. Itu pula yang membuatnya mengalami stres. Hal ini pun diungkapkan Sunarti yang mengaku sudah mengenal almarhum sejak kecil. Ia tak menampik orang tuanya bercerai, Fahrudin jadi memiliki kepribadian aneh.
Bahkan, kata dia, lelaki itu pernah berlarian keliling kampung dengan kondisi bugil sampai akhirnya dibawa ke dokter sama orang tua perempuannya. “Fahrudin sempat sekolah sampai SMP tapi akhirnya putus. Kalau lagi pikirannya sehat, dia suka ngobrol dengan warga,” katanya.
Senada, tetangga korban, Iin menambahkan, korban memang mengalami gangguan jiwa sejak umur 17 tahun. Sejak ibunya dengan orang tuanya pisah, sudah jarang ke rumah bapaknya. Apalagi bapaknya tinggal di kontrakan bersama istri mudanya dengan satu anak. “Makanya dia tinggal di rumah Nenek Acih sama bibinya dan pamannya. Pihak keluarga sudah menerima musibah ini. Jenazah korban pun langsung dibawa ke rumah orang tua perempuannya,” bebernya.
Terpisah, Kapolsek Bogor Utara Kompol Wawan Wahyudi mengaku langsung mengecek ke lokasi bersama anggotanya begitu mendapat laporan dari warga bahwa ada yang bunuh diri. Ia pun membenarkan bahwa korban mengalami depresi sejak orang tuanya bercerai.
Ketika ia mengamuk, pihak keluarga selalu mengamankan barang-barang berbahaya. Sedangkan saat kejadian, pihak keluarga seperti kecolongan. “Korban dibawa ke rumah sakit guna dilakukan autopsi. Rencananya akan dimakamkan di rumah orang tua perempuan di Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja. Sedangkan barang bukti yang diamankan yakni berupa baju dan pisau yang digunakan untuk bunuh diri,” pungkasnya.