Bogordaily.net – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor menyasar partisipasi pemilih pemula pada Pemilu 2024 mendatang.
KPU Kota Bogor bekerjasama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bogor serta Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bogor menggelar Rapat Koordinasi (Rakor).
Bertajuk Peran Organisasi Kepemudaan dalam pendidikan politik bagi generasi milenial, rakor digelar bertepatan dengan Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Hotel Salak, Sabtu 28 Oktober 2023.
“Ini rakor kepemudaan pertama kali, sengaja bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda mengingat pemilu tinggal 108 hari lagi,” kata Ketua KPU Kota Bogor, Samsudin dalam siaran pers Prokompim Pemkot Bogor.
Samsudin menjelaskan, rakor digelar bukan tanpa alasan. Sebab, dari data pemilih, pemilih berusia 17 sampai 21 tahun mencapai angka 10 persen dan pemilih milenial di angka 52 persen.
KPU pun melakukan sosialisasi untuk pemilih pemula dan pemilih muda dengan mengundang sekitar 70 organisasi kepemudaan. Sehingga nantinya bisa kembali mereka sampaikan ke anggotanya.
Ia menjelaskan terdapat tiga narasumber. Pertama dari KPU menyampaikan jadwal, tahapan, peserta pemilu dan tata cara pencoblosan.
Lalu dari Dispora kaitan dengan peran pemerintah daerah memastikan pemilih pemula dan pemilih muda dapat ikut serta.
“Dan dari Bakesbangpol terkait pilihan dari anak-anak muda ini yang walaupun berbeda pandangan dan pilihan agar tidak saling bertikai alias bisa tetap damai dan harmonis,” jelas Samsudin.
Kelompok Pemilih Pemula
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim mengatakan, pemilih pemula adalah bagian dari pemilih muda.
Disebut pemula sebab pada pencoblosan 14 Februari 2024 telah berusia 17 tahun dan pertama kalinya mencoblos. Jumlah pemilih pemula mencapai 428.799 terdiri dari pelajar dan mahasiswa.
“Mereka ini segmen yang memang unik, seringkali memunculkan kejutan dan tentu menjanjikan secara kuantitas,” ujar Dedie.
Ia menyebut sejumlah survei menunjukkan generasi milenial dan generasi Z diprediksi menjadi kelompok pemilih dengan proporsi terbesar di Pemilu 2024.
Dedie mengatakan, pemilih pemula memiliki antusiasme yang tinggi, lebih rasional, dan haus akan perubahan serta tipis akan kadar polusi pragmatisme.
“Apalagi, pilihan politik mereka belum dipengaruhi motivasi ideologis tertentu dan lebih didorong konteks dinamika lingkungan politik lokal. Sehingga, pemilih pemula mudah dipengaruhi kepentingan-kepentingan tertentu. Terutama orang terdekat seperti anggota keluarga, mulai dari orang tua hingga kerabat dan teman,” imbuh Dedie.
Dengan adanya rakor tersebut Dedie berharap pemilih pemula berperan aktif dalam menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2024 mendatang.***