Oleh:
Sugeng Teguh Santoso, SH
(Calon Wali Kota Bogor 2018)
Praktik cek kosong tak cuma ditemui dalam dunia bisnis, tapi juga politik. Apalagi memasuki pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2018 seperti kondisi saat ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cek kosong diartikan sebagai cek yang tidak dapat diuangkan. Karena uang yang disimpan di bank sudah tidak ada lagi
Dalam transaksi bisnis, penggunaan cek kosong dianggap sebagai tindakan melawan hukum. Karena sama dengan melakukan penipuan. Praktik cek kosong ini juga terjadi dalam dunia politik. Bedanya, cek kosong yang dimaksud adalah ketika masyarakat pemilih atau konstituen kecewa dengan politisi pilihannya. Baik yang duduk sebagai kepala daerah, legislatif, hingga kepala negara sekalipun. Seperti, gubernur, bupati, walikota, anggota DPRD, DPR RI, DPD hingga presiden.
Lebih jelasnya, cek kosong dalam praktik politik bisa diartikan ketika para politisi itu tidak memenuhi janji kampanyenya pada konstituen. tanpa sadar, politisi itu telah memberikan cek kosong dengan mengabaikan keluhan dan harapan masyarakat.
Mereka tidak lagi menyuarakan aspirasi rakyat seperti yang digadang saat masa kampanye, malah justru asyik menggerogoti duit rakyat dengan korupsi. Â Jangankan memikirkan nasib rakyat, para ‘politisi cek kosong’ justru lebih berambisi memperkaya diri sendiri. Sedangkan, janji kampanyenya dulu hanyalah kosong belaka.
Ada beberapa faktor yang membuat praktik cek kosong marak terjadi di dunia politik.
Pertama, karena alasan politik uang (money politics). Tak sedikit para politisi yang menganggap kalau mereka telah membayar tunai konstituennya dengan uang. Sehingga, para politisi yang diusung partai menganggap kalau mereka sudah bebas dari tanggung jawab terhadap masyarakat. Begitupun hubungannya dengan partai. Tak ada lagi tanggungjawab untuk kepentingan ideologi partai, karena merasa telah membayar mahar secara tunai.
Kedua, konstituen yang tidak memeriksa rekam jejak (track record ) politisi. Pada kondisi ini masyarakat abai atau tidak cermat memperhatikan kapasitas, kualitas, integritas dan konsistensi politisi. Umumnya masyarakat mudah dipengaruhi oleh tampilan fisik dan kepandaian bicara. Atau bisa jadi politisi itu sengaja melakukan branding dengan mendesain diri mereka seolah-olah dekat dengan rakyat. Lewat tangan tangan tim konsultan, para politisi memakai topeng demi mengumpulkan suara konstituen dan meraih kekuasaan.
Biasanya pembentukan branding politik sangat masif melalui peran media massa. Media massa tertentu mampu membuat seorang bandit menjadi pahlawan dalam sekejab, mendistorsi persepsi publik dengan guyuran informasi yang sudah didisain .
Melihat dua penyebab maraknya praktik politik cek kosong, tentu masyarakat perlu mendapatkan pendidikan politik. Sudah saatnya masyarakat memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara dengan memperjuangakan hak-hak politik mereka secara mandiri.
Selain itu, masyarakat juga harus jeli melihat rekam jejak politisi. Bagaimana komitmennya membela kepentingan warga dengan sukarela. Konsistensi sikap membela masyarakat akan terlihat pada rekam jejaknya juga termasuk integritas dirinya.
Saat ini cukup mudah untuk mengetahui rekam jejak tokoh karen perkembangan tehnologi digital dengan tersedianya mesin pencari alias Google memudahkan mengetahui rekam jejak. Selain itu pada tokoh-tokoh lokal warga dapat mengikuti kiprah mereka melalui media lokal.
Saudara sebangsa dan setanah air tingkatkan pemahaman dan kesadaran politik saudara agar saudara tidak mendapatkan cek kosong politik yang akan membuat kecewa. Dan jangan juga saudara-saudara bersikap ambivalen , menginginkan tokoh politik bersih sementara saudara sendiri berperilaku koruptip dengan berharap adanya pemberian uang dair politisi ( money politik).
Terkait saya sabagai bakal calon walikota Bogor, saudara dapat membaca rekam jejak saya pada tautan yang saya sertakan dalam tulisan ini. Rekam jejak saya sebagai Pembela rakyat selama 27 tahun membuktikan saya tidak membawa cek kosong dalam kontestasi pilwakot Bogor.
Salam Rakyat Berdaulat
Sang Pembela/sts/bandara soeta, pkl 06.29. 14okt2017
#sts
#stsforbogor