BOGOR DAILY- Memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak adalah impian orang tua. Tabungan rencana pendidikan bisa jadi salah satu cara mudah untuk membantu mewujudkan impian tersebut.
Tabungan rencana memiliki kelebihan dibandingkan tabungan biasa yang ada di bank. Namun, keuntungan yang didapatkan juga tergantung dengan berapa banyak dan berapa lama nasabah menyimpan uangnya.
“Untuk tabungan pendidikan itu memang tergantung berapa lama nasabah merencanakan, juga berapa banyak dana yang disetorkan setiap bulannya. Ini turut mempengaruhi imbal hasil yang tinggi dibandingkan tabungan biasa,” kata Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho, Kamis (2/11/2017).
Menurut Andi, untuk biaya pendidikan sebaiknya instrumen investasi tidak hanya di satu tempat. Tapi bisa juga di instrumen lain seperti deposito dan logam mulia.
“Karena untuk biaya pendidikan setiap tahunnya pasti naik sekitar 20%, jadi yang harus diperhatikan adalah imbal hasil dari tabungan rencana itu,” ujar dia.
Dia menyebutkan, misalnya orang tua ingin menyekolahkan anak di jurusan kedokteran di sebuah universitas ternama di Jakarta. Orang tua harus survei dan mencari tahu informasi berapa besar biaya untuk masuk kampus tersebut.
“Misalnya mau masuk UI jurusan kedokteran, orang tua harus cari biaya SPP nya katakanlah Rp 100 juta, tahun depan inflasi pendidikan 20%, artinya tahun depannya lagi Rp 120 juta begitu seterusnya untuk simulasinya,” tambah dia.
Saat ini biasanya bank memberikan imbal hasil sekitar 4%-5% untuk tabungan rencana pendidikan. Memang masih jauh dari inflasi pendidikan. Namun, orang tua setidaknya sudah memiliki dana pegangan yang lebih tinggi jika dibandingkan hanya menyimpan dengan tabungan biasa.
“Orang tua kan bisa punya dana, sisanya ditambahkan dari hasil investasi lain. Memang kalau investasi jangan di satu tempat. Begitupun untuk biaya pendidikan bisa disimpan di reksa dana, emas hingga saham,” tambah dia.