BOGOR DAILY-Baraya Kujang Pajajaran (BKP) meluncurkan gerakan penanaman satu juta pohon kawung (aren) di areal Situs Megalitikum Cibalay, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Desa Tapos I, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, kemarin. Peluncuran gerakan ini ditandai dengan penanaman 99 bibit aren dan 9 pohon Pakujajar, jenis tanaman langka dan khas Kerajaan Pakuan Pajajaran oleh para tokoh yang hadir.
Menurut Ketua BKP Ahmad Fahir, kegiatan ini dihadiri 70 pemegang kujang pusaka Pajajaran dari berbagai daerah di Tanah Air. Hadir sejumlah tokoh, yakni kasepuhan BKP Bah Wahyu Affandi, pembina BKP Ki Gatut Susanta, Ki Suryana, Kasat Sabhara Polres Bogor Kota Kompol Bektiyana, Wakil Bupati Bogor periode 2008-2013 Karyawan Fathurachman, Kopka Darmawan dari Kopassus Batalyon 14 dan sesepuh Cibalay Abah Ending.
Menurut Ahmad Fahir, penanaman pohon dilakukan sebagai rangkaian dari acara pengukuhan pengurus BKP periode 2017-2022. Kegiatan ini juga diisi babakti yang dipandu Ki Haji Suryana dan sarasehan pelestarian budaya Sunda dengan mengangkat tema penyelamatan situs-situs cagar budaya di wilayah tatar Sunda. Sesepuh BKP, Wahyu Affandi mengemukakan, secara formal BKP dibentuk pada 7 Maret 2017 dan telah terdaftar di Kemenkumham. “Legalitas perkumpulan tertanggal 7 Maret 2017. Namun para pemegang kujang pusaka telah terhimpun secara paguyuban sejak 15 tahun lalu,” kata Wahyu.
Wahyu mengungkapkan, BKP adalah komunitas pemegang kujang pusaka Pajajaran, memiliki 670 orang anggota dari ragam etnis dan daerah di Indonesia. Narasumber sarasehan Karyawan Fathurachman, mengemukakan, pelestarian budaya Sunda merupakan tanggung jawab semua pihak, termasuk dalam hal ini masyarakat. Menurut ketua Sunda Langgeng Wisesa ini, kehadiran komunitas budaya sangat penting dalam menjga warisan nilai dan cagar budaya yang diwariskan para leluhur Sunda.
“Kehadiran komunitas budaya akan memperkuat pelestarian cagar budaya, akan membantu pemerintah dalam merawat aset budaya bangsa,” ujar Karyawan.
Kasat Sabhara Polres Bogor Kota, Kompol Bektiyana mengatakan, kehadiran BKP sangat besar manfaatnya dalam melestarikan budaya Sunda. “Saya sudah 35 tahun tinggal di Jawa Barat, ingin melihat budaya lokal lestari dan kuat. Daerah-daerah lain memiliki perhatian yang besar terhadap budaya lokal. Semua daerah harus kuat dalam menjaga budaya lokal, sebagai aset berharga bangsa,” ujar Bekti.
Kopka Darmawan dari Batalyon 14 Kopassus menambahkan, komunitas seperti BKP mesti hadir dan berpean nyata dalam menjaga kedaulatan bangsa melalui jalur budaya. “Peperangan sekarang sangat modern, disebut proxy war. Ketahanan budaya lokal harus kuat, sebagai ikhtiar dalam membentengi budaya bangsa,” tegas Darmawan.
Sementara Ketua Panitia Pengukuhan Pengurus BKP, Ki Mardhi mengutarakan, peluncuran gerakan penanaman 1 juta pohon tersebut sebagai upaya BKP dalam menjaga kelestarian alam Gunung Salak. Bibit tanaman rencananya akan disebar di perbatasan kawasan taman nasional dan lahan perkebunan milik warga, denngan melibatkan sejumlah Lembaga Masyarakat Desa Hutan yang berada di Kecamatan Tamansari, dan Kecamatan Tenjolaya. “Puncak penanaman pohon kawung pada 22 Maret 2018, bertepatan dengan Milangkala ke-1 BKP dan Hari Air se-Dunia,” ungkap Mardhi.