BOGOR DAILY- Liburan Natal dan Tahun Baru sudah dinanti-nanti. Dari tahun ke tahun, momentum ini selalu dimanfaatkan masyarakat untuk mencari hiburan hingga rela berbondong-bondong tumpah ruah di jalanan. Namun tanpa disadari, bahaya kecelakaan lalu lintas (lalin) di sejumlah ruas jalan yang menjadi jalur tengkorak, kerap diabaikan di tengah euforia perayaan. Buktinya sampai 12 Desember 2017, sejumlah kecelakaan telah merenggut nyawa 151 pengendara tewas.
ANGKA tewas kecelakaan lalin yang terjadi di Kabupaten Bogor pada periode Januari sampai Desember 2017 mengalami kenaikan 148 kejadian dari tahun sebelumnya. Pada 2016 tercatat jumlah kecelakaan sebanyak 357 kejadian.
Dari jumlah kecelakaan selama dua tahun terakhir, 80 persen penyebab kecelakaan di jalan karena kesalahan manusia. Sedangkan 20 persen sisanya disebabkan karena kelaikan kendaraan atau kondisi jalan.
Seperti kasus yang terjadi di Jalan Raya Parungpanjang- Legok, Kampung Margamekar, Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor. Seorang ibu rumah tangga, Sudiarti (40), tewas usai terlindas dump truk yang dikendarai seorang ABG, Aldiyono (16).
Kanit Lakalantas Polres Bogor Iptu Asep Saepudin mengatakan, kejadian tersebut bermula saat korban yang tengah mengendarai sepeda motor bernomor polisi B 6002 GFG melaju dari arah Parungpanjang menuju Legok sekitar pukul 14:30 WIB, Sabtu (16/12).
Setibanya di lokasi kejadian, korban berusaha menyalip sebuah dump truk bernomor polisi B 9354 QV yang dikendarai remaja bernama Aldiyono (16) yang berada di depannya dari sebelah kiri jalan. “Saat kejadian, truk bergerak sedikit ke kanan karena menghindari lubang dan kembali bergerak ke kiri. Tetapi ada korban yang menyalip dari kiri jalan hingga terserempet bodi truk,” katanya, Sabtu (16/12/2017).
Korban yang terserempet bodi truk di jalur tengkorak itu pun tidak bisa mengendalikan sepeda motornya lalu terjatuh ke kanan. Korban mengalami luka parah di bagian kaki kanannya karena terlindas ban belakang dump truk. “Korban langsung dibawa ke RSUD Tangerang untuk mendapat pertolongan. Tetapi saat perawatan, korban meninggal dunia karena luka parah di kaki,” jelasnya.
Kasus tersebut satu dari ratusan peristiwa kecelakaan yang terjadi selama 2017. Menurut Kepala Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bogor AKP Hasbi, minimnya kesadaran masyarakat berkendara masih menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan di jalan.
Unit Kecelakaan Satlantas Kepolisian Resor Bogor mencatat sejak Januari hingga November 2017, telah terjadi 505 kecelakaan lalin yang mengakibatkan 151 orang meninggal dunia, 311 luka berat dan 336 orang luka ringan. Jika dibandingkan pada 2016, jumlah kecelakaan yang terjadi di Kabupaten Bogor tahun ini mengalami peningkatan. “Dari jumlah kecelakaan selama dua tahun terakhir, 80 persen penyebab kecelakaan di jalan karena kesalahan manusia, sedangkan 20 persen sisanya disebabkan karena kelaikan kendaraan atau kondisi jalan,” ujarnya.
Ia menambahkan, jumlah kecelakaan pada kendaraan roda dua lebih besar dibandingkan kecelakaan roda empat. Pelanggaran juga paling sering dilakukan pengguna sepeda motor, seperti menerobos perlintasan kereta, melanggar rambu lalin, melebihi muatan kendaraan atau menggunakan jalur trotoar.
Menurut Hasbi, wilayah Kabupaten Bogor rawan dengan tindak gangguan keamanan dan ketertiban lalin. Beberapa wilayah atau jalur lalin utama yang rawan gangguan pun kerap disebut jalur ‘tengkorak’. Di antaranya jalur Bopuncur (Bogor, Puncak, Cianjur), jalur Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi), jalur Tengah Sukaraja- Cibinong, Citeureup, jalur Bojowi (Trans Yogie Bogor-Cileungsi- Jonggol), jalur Bodali (Dramaga- Leuwiliang) dan jalur Kemang- Parung. “Dalam operasi tertib lalin ini kami mengarahkan pada pemahaman tata tertib lalin. Dengan penindakan ini diharapkan masyarakat lebih menyadari dan mematuhi peraturan lalin,” pintanya.
Hal ini juga diamini Kasubag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspitalena. Ia meminta masyarakat dan setiap keluarga agar disiplin berlalu lintas. “Untuk meminimalisasi dan mencegah terus terjadinya kecelakaan, kami mengimbau agar masyarakat tertib berlalu lintas. Jangan biarkan anak-anak sekolah yang tak punya SIM membawa motor ke sekolah. Mari kita gunakan helm saat berkendara,” tandasnya.