Sunday, 17 November 2024
HomeBeritaBukan Besok, Sesuai Kalender Hijriah Rebo Wekasan Jatuh pada Tanggal Ini

Bukan Besok, Sesuai Kalender Hijriah Rebo Wekasan Jatuh pada Tanggal Ini

Bogordaily.net – Memasuki minggu-minggu terakhir di bulan Safar, banyak yang mengira kalau Rabu 28 Agustus 2024 besok Rebo Wekasan.

Tapi sesuai penanggalan kalender hijriah hari terakhir Rabu di bulan Safar jatuh pada tanggal 30 Safar 1446 Hijriah yang berlangsung di hari Rabu, 4 September 2024.

Mengutip NU Online, Rebo Wekasan sendiri berarti hari Rabu terakhir di bulan Safar. Safar sendiri dikenal sebagai bulan kedua dalam kalender Hijriah.

Tradisi ini bermula dari kepercayaan Islam dahulu kala yang menganggap bulan Safar sebagai bulan pembawa sial. Hari Rabu terakhir di bulan Safar dipercaya sebagai sumber datangnya penyakit dan marabahaya, serta menjadi hari tersial di sepanjang tahun.

Dengan demikian, sebagian besar rangkaian tradisi dan amalan yang dilakukan umumnya bersifat tolak bala. Mulai dari zikir bersama, berbagi makanan baik dalam bentuk gunungan maupun selamatan, hingga salat sunah tolak bala.

Sejarah Tradisi Rebo Wekasan

Mengutip berbagai sumber, tradisi Rebo Wekasan dipercaya telah muncul di Indonesia sejak abad ke-17. Tradisi ini muncul khususnya di wilayah Sumatera dan Jawa.

Di Pulau Jawa, tradisi ini lebih banyak dilakukan oleh masyarakat pesisir. Cara memperingati hari ini juga saling berbeda pada masing-masing daerah di Jawa.

Ada juga yang berpendapat bahwa tradisi ini dimulai pada masa Wali Songo. Kala itu, banyak ulama yang percaya bahwa Allah SWT menurunkan ratusan penyakit di bulan Safar. Tirakatan menjadi cara ulama kala itu untuk menolak bala.

Hingga kini, tradisi itu masih lestari, namun dengan bentuk ritual yang berbeda-beda.

Di Banyuwangi, misalnya, dilakukan tradisi petik laut untuk memperingati Rebo Wekasan. Ada juga pembuatan lemper raksasa di Bantul, DI Yogyakarta, yang nantinya dibagi-bagikan pada warga.

Sementara masyarakat Arab dulu juga menganggap Safar sebagai penyakit yang muncul di perut. Penyakit digambarkan sebagai sesuatu yang mematikan. Karena hal ini-lah Safar dianggap sebagai bulan pembawa sial.

Namun demikian, sesungguhnya anggapan Safar sebagai bulan pembawa sial hanyalah mitos belaka. Hal tersebut bahkan telah dibantah oleh Rasulullah SAW, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut.

“Tidak ada wabah [yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah], tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu, dan tidak ada kesialan pada bulan Safar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa.” (HR Imam Al-Bukhari dan Muslim).

Alih-alih menganggapnya sebagai hari pembawa sial, umat Islam justru diajak menganggap Rabu terakhir di bulan Safar ini sebagai hari pembawa berkah. Sebuah hadis bahkan menyebutkan bahwa Rabu adalah hari dimana Allah SWT menciptakan cahaya alam semesta.

“Allah Yang Maha Agung menciptakan tanah di hari Sabtu.. dan menciptakan cahaya di hari Rabu..” (HR Muslim)

Demikian penjelasan mengenai tradisi Rebo Wekasan dan mitos yang mengelilinginya. ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here