BOGOR DAILY- Satu dari lima priorita kerja Wali Kota Bogor Bima Arya ialah soal transportasi. Kemacetan juga sistem dari angkutan umum menjadi persoalan yang hingga kini masih mengganjal bagi warga Kota Hujan.
Pengamat Transportasi Perkotaan Djoko Setijowarno berujar selama masa kepemimpinan Bima Arya – Usmar Hariman, wajah transportasi Kota Bogor belum menunjukan perubahan.
Djoko menjelaskan masih banyak sekali titik kemacetan, malah cenderung bertambah.
Menurut Djoko, dengan adanya Presiden Joko Widodo yang sering berkantor di Istana Bogor mestinya posisi Bima Arya cenderung diuntungkan.
Rencana penataan transportasi juga pengentasan kemacetan Kota Hujan, kata Djoko, harusnya bisa disampaikan ke Jokowi.
“Iya jika Pemkot membuat program dan anggarannya tidak cukup kan bisa mengusulkan ke pusat, dan mestinya jika itu program bagus pasti dibantu oleh pusat,” ujarnya.
Dosen Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata itu juga mengatakan situasi ini tak dapat diambil oleh Bima Arya. Walaupun saat ini Pemerintah Kota Bogor memang sedang mengusahakan perbaikan transportasi lewat rerouting angkot. Tapi, rencana tersebut belum juga terealisasi dan cenderung malah terlihat hanya sekadar menjadi wacana.
Adapula perubahan sistem lalu lintas di sekitar Istana Bogor menjadi satu arah. Menurut Djoko intensitas kemacetan yang kian menjadi ialah di wilayah lingkar Kebun Raya Bogor.
“yang berubah wajah transportasi seputaran Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor sementara itu di seberangnya, masih tetap sperti dulu, harusnya jika itu inisiatif dari Walikota harunya jangan dikerjakan setengah-setengah tapi satu paket dengan yang berada di sebrang itu,” katanya Kamis (25/3/2018)