Bogordaily.net – Viral dua anak perempuan titipkan ibu ke panti jompo dan larang kabar kematian—dan bukan cuma viral, tapi juga mengiris hati banyak orang.
Videonya muncul di TikTok. Cuma berdurasi sebentar. Tapi dampaknya panjang. Melebihi perdebatan pemilu.
Dua perempuan—disebut kakak-beradik, berinisial F dan SR—datang ke griya lansia di Sidoarjo.
Membawa serta ibu mereka yang sudah uzur. Namanya Ibu Nasikah. Usianya 74 tahun. Wajahnya tenang.
Tapi di balik ketenangan itu, ada surat. Sepotong kertas yang ditandatangani sang anak: jika sang ibu meninggal, mereka tak perlu diberi kabar.
Surat itu yang membuat Arief Camra—pengelola griya lansia itu—terdiam. Ia biasa menerima lansia yang memang sebatang kara.
Tapi kali ini beda. Lansia ini punya dua anak. Dua-duanya masih hidup. Masih sehat. Tapi memilih menyerah.
Aksi viral dua anak perempuan ini memancing komentar publik yang gaduh. Ada yang mengecam: bagaimana bisa anak kandung menulis kalimat setegas itu?
Tapi ada juga yang membela: mungkin mereka punya alasan. Mungkin luka lama terlalu dalam. Mungkin bukan hanya soal tak sanggup merawat—tapi tak sanggup berdamai.
Dan griya lansia itu kini menjadi rumah baru Bu Nasikah. Bukan lagi rumah anak-anaknya.
Di sanalah ia akan melewati hari tua. Di sana pula ia akan dimakamkan, jika nanti waktu tiba, tanpa satu pun anak kandung di sisi.
Viral dua anak perempuan titipkan ibu ke panti jompo dan larang kabar kematian kini menjadi cermin.
Tentang rapuhnya hubungan darah di zaman yang makin sibuk. Tentang bagaimana cinta kadang perlu dirawat—bukan hanya diucapkan.***