Bogordaily.net – Kota ini berduka. Sosok yang pernah duduk di kursi Wali Kota Bogor saat Indonesia baru saja mencicipi reformasi, kini telah berpulang.
Iswara Natanegara, Wali Kota Bogor periode 1999–2004, meninggal dunia pada Minggu pagi, 6 Juli 2025. Ia mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Hermina Yasmin, Bogor.
Tidak banyak yang tahu, bagaimana sakitnya, seberapa lama dirawat, atau siapa saja yang menunggui di detik-detik akhir.
Tapi kabar itu datang juga: “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun…”, begitu bunyi pesan resmi dari Pemerintah Kota Bogor. Singkat. Penuh hormat.
Jenazah almarhum rencananya disemayamkan di rumah duka, Jalan Bangbarung Raya No. 103, Bogor Utara.
Pemimpin di Masa Kritis
Iswara bukan wali kota biasa. Ia menjabat di saat negara sedang mencari bentuknya kembali. Era transisi. Ketika Jakarta masih panas oleh demonstrasi, Bogor pun ikut merasakan getarannya.
Menata birokrasi yang lama nyaman di bawah komando Orde Baru, lalu dipaksa berubah oleh semangat reformasi. Di sinilah nama Iswara muncul. Ia mencoba menjadi jembatan—antara yang lama dan yang baru. Tidak mudah, tapi ia jalani.
Kini, ketika Kota Bogor sudah berbenah dan semakin cantik, sedikit yang tahu bahwa fondasinya ikut diletakkan oleh pria yang kini terbujur kaku itu.
Doa dari Kota yang Pernah Dipimpinnya
Pemerintah Kota Bogor mengajak masyarakat untuk mendoakan: agar almarhum husnul khotimah, dilapangkan jalannya, dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Tidak semua pemimpin dikenang. Tapi Iswara Natanegara punya tempat tersendiri dalam sejarah Kota Bogor. Di antara catatan reformasi, di antara berita-berita perubahan, namanya selalu ada di lembar awal.