Tuesday, 26 November 2024
HomeBeritaSiap-siap, Terminal Baranangsiang Dipindah ke Bubulak

Siap-siap, Terminal Baranangsiang Dipindah ke Bubulak

BOGOR DAILY Tahun ini, Terminal Baranangsiang bakal disulap jadi kawasan terintegrasi. Mau tak mau, keberadaan terminal yang saat ini diisi puluhan Perusahaan Otobus (PO) bakal dipindah ke Terminal Bubulak.

Sejak Februari, pengelolaan aset Terminal Baranangsiang yang digolongkan sebagai terminal tipe A, diserahkan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Karena itu, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) pun kini bertanggung jawab sebagai pengelola terminal yang sudah ada sejak 1970-an itu.

Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengaku pihaknya segera membangun Transit Oriented Development (TOD) atau Kawasan Berorientasi Transit di lokasi dengan luas tanah 21.415 meter persegi itu.

“Bukan dipindah tapi akan dibangun TOD. Rencana pembangunan terminal modern dan tidak kumuh seperti sekarang, terintegrasi juga. Nah, selama pembangunan, operasional akan dipindahkan untuk sementara,” kata Bambang, kemarin (17/7).

Meski begitu, ia masih enggan membeberkan ke mana terminal sementara yang akan digunakan para PO yang beroperasi di Terminal Baranangsiang saat terminal itu direvitalisasi. “Belum ditentukan, masih berproses. Mereka juga dipindahkan untuk sementara, semua pindah sementara selama proses pembangunan. Nanti setelah jadi, baru kembali lagi,” imbuhnya.

Bambang mengaku pihaknya masih dalam tahap pembicaraan dengan Pemkot Bogor soal target kapan bisa memulai pembangunan. Secara ideal, pembangunan TOD Baranangsiang bisa mulai dikerjakan di tahun ini. “Target kapan mulai, masih dibicarakan dengan wali kota. Targetnya tahun ini sudah mulai bisa dimulai pembangunannya. Pengerjaannya sendiri diprediksi makan waktu kurang lebih dua tahun ya. Bukan seperti rencana lama, konsep TOD ini kan baru. Jadi desain belum ada,” ujarnya.

Ia juga mengaku BPTJ pun sudah berkali-kali melakukan sosialisasi terhadap para ‘penghuni’ terminal, seperti PO-PO atau pedagang yang beraktivitas di Terminal Baranangsiang. Secara prinsip, jika nanti terminal lebih baik, tentu penghidupan warga terminal pun juga meningkat nantinya.

“Sudah disampaikan ke depannya seperti apa. Tanggapannya? Ya tujuan TOD ini kan untuk membuat warga terminal nyaman dan happy. Tentunya (terminal, red) harus bagus dan tertib dulu, tidak kumuh seperti sekarang,” paparnya.

Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat mengatakan, konsep pembangunan terminal sejak awal memang terintegrasi dengan berbagai elemen, tidak hanya transportasi, baik itu hunian, perdagangan ataupun hotel. Konsep TOD dirasa tidak punya banyak perbedaan dengan rencana awal.

“Termasuk jika kemungkinan LRT nanti di situ. Tapi tidak mengurangi jumlah luasan, tetap dua tingkat, dari awal seperti itu. Ini yang harus dipahami, wilayah akan berubah tapi dalam kerangka pembangunan lebih baik,” ucapnya.

Meski bukan lagi wewenang pemkot, Ade tidak menampik rencana pembangunan terminal bakal merepotkan Pemkot Bogor. Di antaranya soal pemilihan operasional terminal sementara untuk bus-bus saat pekerjaan dilakukan. “Alternatif itu ya Terminal Bubulak. Sementara dipindah ke sana aktivitasnya. Namun ada juga beberapa bus yang bakal memanfaatkan badan jalan di sekitaran Jalan Pajajaran,” terangnya.

Hal itu berdasarkan pada sosialisasi yang dilakukan BPTJ bersama pemkot kepada para warga terminal dalam beberapa kali kesempatan. Apalagi kini pemkot hanya bertugas mendampingi Kemenhub dalam perencanaan ini. “Bukan lagi tugas kami. Memang ada konsep ingin memindahkan kepadatan di tengah kota. Nah, banyak pertanyaan kenapa TOD ada di tengah, bukan di Tanahbaru seperti penetapan lokasi izin dari gubernur yang sampai hari ini belum dicabut. Perkembangannya akan seiring waktu,” tuntasnya.