Thursday, 26 December 2024
HomeBeritaTanggapan Mendikbud Nadiem Soal Minat Membaca Anak Indonesia di Bawah Malaysia

Tanggapan Mendikbud Nadiem Soal Minat Membaca Anak Indonesia di Bawah Malaysia

BOGORDAILY – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim prihatin dengan hasil survei Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) 2018 yang baru dirilis pada Selasa (3/11).

Hasil PISA 2018 yang dirilis oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) di Paris, posisi bidang baca anak Indonesia berada di peringkat keenam terbawah dengan skor 371. Hasil ini jauh di bawah negara tetangga Malaysia yang mendapatkan skor 415.

Menurut Nadiem, hasil Pisa tersebut harus dijadikan cara pandang baru untuk melihat pendidikan di Indonesia. Meskipun demikian, Nadiem merasa risau dengan perolehan ranking Indonesia dalam Pisa khususnya bidang membaca.

Melihat fakta seperti itu, Mendikbud meras perlu adanya perubahan cara pandang bangsa Indonesia dalam membaca. Menurut dia, budaya literasi bukan hanya dilakukan dengan cara-cara konvensional, yaitu melalui buku. Namun bisa melalui berbagai cara yang kita senangi.

“Mungkin kaya main games ya. Bapak-bapak, Ibu-ibu pernah main games, iya kan,” kata Nadiem di Kemendikbud, Jakarta, Selasa (3/12).

Nadiem mengatakan, seseorang bisa lebih baik mengasah keahlian membaca serta memahami isi bacaan jika literasi dilakukan dengan rasa senang.

“Nah perlunya literasi itu di situ. Bukan dipangkas mengikuti ini struktur kata,” ucap dia.

Pengalaman Pribadi

Nadiem pun mengisahkan pengalaman pribadinya dalam belajar bahasa. Dia menyebutkan bahwa saat belajar bahasa, baik Inggris maupun Indonesia ia mempelajarinya dari sesuatu yang ia gemari.

“Saya belajar Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia pun tidak dengan diajarin tapi dengan mencintai materi buku, film dan games di mana bahasa itu menjadi paham,” tukas Nadiem.

Nadiem sendiri tidak merasa heran dengan hasil Pisa tersebut. Menurut jauh hari ini telah diingatkan akan masalah literasi ini.

“Pisa ini hanya mengonfirmasi. Saya melihat lebih banyak detailnya dari pada semua guru-guru, kepala sekolah, bahkan dirjen-dirjen saya pun mengingatkan ini masalah literasi sangat penting. Karena kita sedang mengalami krisis litrasi,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here