BOGORDAILY – Muhammad Arafi bayi berusia 11 bulan, warga Kampung Nanggela, RT 02/07, Desa Sukmajaya, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor, menderita penyakit langka. Anak dari Nurhalimah (25) itu kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong.
Nurhalimah mengatakan, kondisi anaknya sebelumnya masih normal. Apalagi pas dilahirkan kondisinya baik dan sehat.
Akan tetapi, ketika usia 10 bulan anaknya mendertia penyakit seperti campak. Dirinya pun langsung membawa anaknya itu ke salah satu klinik di Tajurhalang.
Pihak dokterpun memberikan obat campak, untuk diberikan kepada anaknya yang saat ini kondisinya semakin memburuk setelah mengkonsumsi obat yang diberikan dokter di kelinik tersebut.
“Pertama ini demam saya bawa ke kelinik kecil yah, terus pas habis itu dokternya bilang ini mau campak, dikasih obat buat keluar campak, terus pas abis keluar campak kok kayak yang lecet-lecet,” katanya kepada Bogordaily.net, ketika ditemui di RSUD Cibinong, Selasa (14/1/2020).
Setelah melihat kondisi bayinya semakin memburuk, ia pun langsung kembali ke kelinik yang memberikan obat kepada anaknya tersebut. Akan tetapi, pihak kelinik menyarankan agar menghabiskan obatnya.
“Terus saya tanya, dok kenapa ini lecet-lecet terusin aja obatnya, kalau belum habis, terus habisin aja katanya, terus kemudian tambah banyak kayak gini merah-merah, saya tanya lagi, gak apa-apa ini bagus udah keluar,” jelasnya, sambil meneteskan air mata.
Malah, lanjutnya pihak klinik menyarankan agar dibawa ke rumah sakit yang memang mempunyai fasilitas lengkap.
“Ketika saya balik lagi udah bu katanya dibawa ke mana yang lebih lengkap perawatannya ke medis mana, dia bilang gitu, namanya saya orang susah dan ibu RT juga belum tahu karena saya belum bilang ke bu RT. Kemarin itu juga saya belum bilang apa-apa, bu RT tahu dari orang dan langsung katanya udah bawa sekarang,” tuturnya.
Setelah dibawa ke RSUD Cibinong, pihak rumah sakit meminta untuk perlengkapan rujukan untuk dilengkapi, wanita yang disapa Nur inipun merasa putus asa ketika anaknya hampir saja di tolak akibat tidak mempunyai BPJS.
“Kata ketua RT gak usah pikir gimana gimana, dari sebelumnya kan bu RT juga gak tahu, kalau tahu mungkin langsung di bawa sama bu RT, untuk saat ini berkas diurus sama bu RT,” jelasnya lagi.
Ketika ditanya apakah sudah ada bantuan dari pihak desa, dirinya menjawab dari pihak Desa Sukmajaya dan Kecamatan Tajurhalang belum sama sekali ada bantuan ataupun datang melihat kondisi anaknya yang semakin memburuk tersebut.
“Belum ada, dibantu bu RT saja, yang benar bulak balik, dan kader apapun gak ada bantuan apa-apa,” akunya.
Bahkan, dirinya mengaku pihak rumah sakit juga belum memberi tahu penyakit yang diderita anaknya tersebut. Sampai-sampai untuk merawat ganti perlengkapan dan obat semua diurus oleh dirinya sendiri.
“Yah selama ini baik, cuman rawat ini itu saya yang ngerjain, dari pihak rumah sakit belum pernah, kasih obat saya juga. Cuma rumah sakit ngecek ngecek doang,” tukasnya. (Andi).