BOGORDAILY – Pilkada serentak 2019 menyisakan satu catatan penting. Bergugurannya penyelenggara pemilu saat bertugas, menjadi duka mendalam.
Duka itu menjadi catatan penting di tengah hirukpikuk pesta demokrasi lima tahunan ini. Duka mendalam juga dirasakan politisi PDI Perjuangan Asyanti Rozana Thalib.
Perempuan yang maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPRD Jawa Barat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Bogor, ini tahu betul bagaimana kondisi penyelenggara di bawah.
Panjangnya proses yang tak kenal waktu diduga membuat mereka keletihan hingga akhirnya bertumbangan.
“Kami berdukacita yang sedalam-dalamnya. Karena memang kita tahu kondisinya seperti apa, kebanyakan sudah letih. Belum lagi saat penghitungan tidak selalu berjalan lancar. Ada yang salah diulang lagi. Luar biasa kerjanya,” tutur Asyanti.
Padahal, lanjut Asyanti, para petugas itu bekerja bukan untuk dirinya. Mereka bekerja untuk masyarakat dan menjalankan tugas negara demi suksesi pemilu 2019.
Atas dasar itu pula, Asyanti berharap para pejuang yang telah gugur mendapat perhatian lebih dari pemerintah.
“Mereka bekerja bukan untuk dirinya sendiri, untuk masyarakat, untuk negara. Jadi mereka berjuang. Pemerintah harus memberi santunan. Informasinya pemerintah sedang menyiapkan dan saya sangat mengapresiasi. Memang harus diberi perhatian khusus,” ungkapnya.
Selain itu, Asyanti menilai perlu ada evaluasi menyeluruh terkait pelaksanaan pemilu kali ini.
Hasil evaluasi ini bisa menjadi catatan penting untuk perbaikan regulasi ke depannya. “Aturan ke depan harus direvisi, jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali di kemudian hari,” harapnya.
Informasi yang dihimpun, penyelenggara pemilu yang meninggal dunia terus bertambah. Hingga kini tercatat sudah 144 orang yang gugur dan 883 orang yang sakit. Di Kabupaten dan Kota Bogor saja, sedikitnya sudah ada lima anggota KPPS yang tutup usia.
Di Bogor misalnya, Linmas TPS 15 Desa Barengkok, Kecamatan Leuwiliang, Sarip, harus mengembuskan napas terakhirnya pagi kemarin. Sarip diduga kelelahan setelah membantu distribusi logistik pemilu dan mengamankan TPS serta mengawal rekapitulasi di Kecamatan Leuwiliang.
“Intinya ke depan peristiwa ini harus jadi perhatian kusus pemerintah,” tegas Asanti ketika ditemui disela- sela kunjungan ke lokasi Bencana di Kecamatan Sukajaya, kabupaten Bogor belum lama ini. (Gib)